Jakarta, Indonesianews.co.id
Pengurus, Warga Keluarga Bugis Sidenreng Rappang (KEBUGIS), dan keluarga besar Almarhum Imran BAK (Bin Abdul Karim), mengadakan Malam Berdoa, malam keempat wafatnya Imran BAK, Rabu, 16 Juni 2021 karena sakit di RS Cipto Mangunkusuma Jakarta dan dikuburkan di TPU Semper, Priok, Jakarta Utara.
Acara dimulai dengan pengantar oleh Host dan Moderator: Hadiamin Kadir dan M. Saleh Mude. Kemudian dilanjutkan dengan Sambutan Ketua Umum PB KEBUGIS, Bapak Irjen Pol (Purn) Dr. M. Said Saile, ungkapan terima kasih keluarga Imran BAK, Bapak Ustadz Ishak; dan dilanjutkan testimoni dari senior, kolega, dan junior Imran BAK seperti berikut.
M. Said Saile
Kita ini satu perasaan atas kepergian saudara kita, Imran BAK. Kita merasa sedih, masih ingin bersama beliau, tapi takdir Tuhan yang tidak bisa ditunda atau diundur sesaat pun. Saya adalah orang ketiga yang mendapatkan informasi duka Imran setelah istrinya menghubungi Ibu Nadimang, yang menghubungi istri saya. Saya kemudian menghubungi beberapa teman, seperti Pak Mashur, M. Saleh Mude, Amiruddin Laupe, dan lainnya. Banyak kenangan positif bersama Imran; saya sangat kehilangan; setiap ada rapat atau pertemuan KEBUGIS, dia hadir, memotret kita, menuliskan berita acara kita, dan menyebarkannya. Almarhum telah memberikan kontribusi yang besar pada organisasi kita, KEBUGIS, dan insya Allah itu menjadi kebaikan dan amal jariah bagi saudara kita Imran BAK. Saya sangat apresiasi inisiatif acara malam ini, mengadakan malam berdoa untuk Almarhum. Materi tausiyah malam ini tentu bermanfaat bagi kita karena kita yakini, semua yang bernyawa pasti akan mati dan semoga kita selalu menyiapkan bekal untuk menghadapi maut.
Muhammad Zain
Menurut Emha Ainun Najib, kematian itu dapat dibagi tiga jenis: (i) kematian yang sesuai dengan takdir Allah. Semua yang bernyawa pasti akan mati; (ii) kematian yang diizinkan oleh Allah, misalnya seseorang menginap penyakit dan kemudian wafat; dan (iii) kematian yang dibiarkan oleh Allah, misalnya bunuh diri, walaupun bunuh diri itu termasuk perbuatan yang diharamkan oleh Allah.
Kematian itu menurut Prof. Dr. M. Quraish Shihab adalah suatu kondisi yang dirindukan bagi orang-orang yang telah menemukan jalur untuk mendekat kepada Tuhan. Karena itu, kita harus berdamai dengan kematian. Saya pernah berkunjung ke Turki, di makam Jalaluddin Rumi, di sana itu saya mendengar tentang nasihat dan kisah menyambut hari kematian. Orang-orang yang sudah mengenal jalan atau poros kematian, tidak akan bersedih, malah bahagia karena kematian mengantarkannya segera bertemu dengan Tuhannya. Mari kita menjaga kesehatan dan terus mencari jalan menuju Tuhan.
Kita ini sering membaca Surat Al-Fatihan, ayat keenam, “Ya Allah tunjuki kami jalan yang lurus”. Saya pernah tanyakan ke Almarhum Anre Gurutta M. Sanusi Baco, “apa hikmah ayat ini kita baca beulang-ulang Puang?” Beliau jawab, “itu adalah ayat hidayah, kita selalu bermohon agar ditunjuki jalan menuju Allah, jalan yang lurus.”
Saya menutup tausiyah ini, kembali mengutip Ema Ainun Najib yang menyatakan bahwa penyakit dan kematian tidak ada hubungannya. Alasannya, ada orang yang sudah puluhan tahun sakit tapi belum mati, dan ada orang yang tidak sakit, bisa mati seketika. Karena itu, jika di antara kita ada yang sakit, jangan pernah berputus asa, kita harus optimis agar cepat sembuh dan panjang umur. Mari kita selalu bertawakkal kepada Allah. Terima kasih.
M. Ishak, Keluarga Imran BAK
Saya, atas nama keluarga Almarhum Imran Bin Abdul Karim berterima kasih atas inisiatif acara malam berdoa ini. Imran adalah adik ipar saya yang baik, dan pernah menyatakan komitmennya ingin bertobat atau hijrah ke jalan yang benar. Saya melihat banyak perubahan dalam dirinya sebelum ia wafat, misalnya rajin shalat tepat waktu.
Mashur Bin Mohammad Alias
Saya ini sangat dekat Almarhum Imran. Dia ikut sama saya lebih 30 tahun, sejak 1989. Saya beberapamemarahi dia, dan di ajika datang gilanya, langsung menempeleng orang yang menurutnya tidak sopan, padahal dia belum mengenal orang itu. Kami banyak mengalami suka dan duka. Saya sekarang banyak mengingat gaya berjalan dan bicara Imran. Saya merasa kehilangan besar atas kepergiannya. Malam pertama, setelah ia dikuburkan, saya ke rumahnya, saya ketemu istri dan anaknya. Saya usul, kita buka “Rekening Peduli” kepada Saudara Imran, saya dahului 25 juta, silakan ditindaklanjuti, berapa pun dari bapak dan ibu. Uang yang terkumpul, kita serahkan kepada istri Imran. Kita doakan Allah berikan safaat kepadanya, dan di sujud terakhir kita, mari kita doakan almarhum Imran.
Muhammad Ja’far M
Saya kenal baik adik Imran BAK. Saya kira banyak kisah hidup Imran yang telah kita dengar dari adik H. Mashur, dan ajakan beliau untuk mendoakan dan membantu keluarga Imran sungguh sangat bermanfaat bagi kita. Orang wafat itu, hanya butuh doa, mari kita doakan adik kita Imran BAK. Terima kasih.
Agus Salim Hussein
Imran ini adalah seorang jurnalis. Setelah dia tahu saya pensiunan dari Kementerian Komunikasi dan Informasi (dulu, Penerangan), Imran pernah bertanya kepada saya, “bagaimana caranya mendapatkan berita yang baru dan baik?” Saya jawab, “wartawan itu harus bekerja seperti intelijen, berusaha melacak dan mendapatkan berita baru dan valid.” Imran senang jawaban saya. Kemarin, ketika saya menghadiri Milad ke-6 KEBUGIS di Masjid Istiqlal, Imran mengajak saya dkk shalat ke lantai atas setelah kita buka puasa bersama. Ketika itu juga, saya melihat wajahnya layu. Ternyata lebih sebulan kemudian, Imran dipanggil oleh Allah swt.
Andi Sutomo
Ada banyak momen kami lewati bersama almarhum Imran BAK di KEBUGIS. Beliau adalah figur yang didambahkan oleh orang-orang KEBUGIS. Kita kehilangan seorang sahabat yang baik. Imran telah menggoreskan namanya dengan tinta emas di KEBUGIS. Imran adalah seorang pekerja ikhlas, tidak pamrih, rajin menulis dan menyebarkan berita organisasi kita, KEBUGIS. Imran adalah tipe orang baik, low profile, ilmu padi, tidak pernah berkeluh kesah dan murah senyum.
Zaenal Abidin
Saya mengenal Almarhum Imran BAK sebagai jurnalis, dan pernah menekuni profesi jmenjual jasa “bimbingan teknologi dan seminar-seminar.” Imran adalah orang yang supel dalam bergaul, selalu dirindukan oleh sahabat-sahabatnya, suka bercanda. Semoga beliau khusnul khatimah dan mendapat tepat yang layak di sisi Allah swt.
Hadiamin Kadir
Almarhum Imran adalah orang yang pandai berterima kasih; selalu menjaga hubungan silaturhami dengan orang lain; dan keberadaanya sungguh berarti bagi kita di KEBUGIS khususnya, karena selalu menghadirkan suasana yang lebih segar dan ramai.
Jaya Lupu
Almarhum Imran BAK adalah tipe teman yang periang, dan selalu menghargai teman. Saya pernah bersama antri ambil makanan, dia ambilkan saya piring dan persilakan saya lebih dahulu; dia adalah humas KEBUGIS dan KKSS; dia murah senyum dan suka bertegur sapa dengan orang lain; dia adalah pejuang keluarga dan banyak membantu organisasi kita, terutama menyebarkan informasi atau syiar kegiatan organisasi. Selamat jalan saudara Imran BAK.
Antar Begawan
Saya sudah mengenal Almarhum Kak Imran BAK sekitar 10 tahun; banyak kenangan indah bersama beliau dan sulit mencari kata untuk mengungkapkan kebaikan pribadinya; dia adalah penggagas dua kali acara di Komunitas Poenam: Buka Puasa Bersama dan Halal Bihalal dengan menghadirkan beberapa tokoh asal Sulawesi Selatan seperti Bapak Nurdin Halid, Syahrul Yasin Limpo; dkk. Kesan kami, Imran itu tidak mengenal sekat dengan kolega dan juniornya.
Bahrun Badawi (Nabire)
Kita doakan Almarhum Imran BAK dimaafkan oleh Allah swt dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran. Orang baik seperti Imran, ternyata terlalu cepat dipanggil oleh Allah. Kita semua ikut bersedih.
M. Akbar Ali Deppung
Saya mengenalnya Imran BAK di KEBUGIS, dan dua kali kami aktif di Kepanitiaan Pertemuan Tudang Sipulung di Sidrap, tahun 2015 dan 2017. Imran adalah orangnya ceria, tidak ada keluh kesa, selalu bersemangat, dan saya jadi teringat pada sebuah iklan, “tidak ada lho, tidak rame”. Di setiap kita kumpul di KEBUGIS, jika tidak ada Imran, tidak ramai. Kita doakan beliau. Selamat jalan kawan.
M. Saleh Mude, Sekretaris Jenderal PB Kebugis