Rembang, Indonesianews.co.id
Sekitar 200 siswa Mts. Maslakhul Huda Kecamatan Sluke Kabupaten Rembang Provinsi Jawa Tengah akan mengikuti pembelajaran tatap muka yang akan dimulai Senin (23/8/2021) mendatang.
Melalui protokol kesehatan (Prokes) Covid -19 yang ketat, pihak sekolah siap untuk menyelenggarakan pendidikan tatap muka tersebut.
Terlebih pihak sekolah sudah mengantongi ijin atau legalitas dari berbagai pihak, terkait penyelenggaraan pendidikan tatap muka dimasa Pandemi Covid -19.
Kepala Mts. Maslakhul Huda, Sumardi, mengatakan
Pembelajaran Tatap Muka diawali dengan ijin orang tua sekitar bulan September 2020. Pihak sekolah sudah meminta ijin kepada orang tua wali.
“Kami sudah meminta ijin kepada orang tua wali untuk memberikan ijin agar anaknya bisa masuk walaupun sangat terbatas,” jelas Sumardi kepada media Indonesianews.com Sabtu (20/8/2021).
Yang kedua, Alhamdulillah respon wali murid 100% sangat mendukung tatap muka.
Setelah itu, kami melihat regulasi dari pemerintah. Baik pemerintah kabupaten maupun provinsi dan sampai pemerintahan pusat yaitu Kementerian Agama.
“Setelah itu, kami melakukan upaya untuk simulasi. Simulasi dari bapak ibu guru sendiri yaitu dengan cara-cara bagaimana pembelajaran tatap muka ala Covid,” jelasnya.
“Sebelumnya, Kami memakai Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Yaitu memakai disainer atau strategi program Microsoft 365 dan Alhamdulillah sukses dan anak-anak senang,” tambahnya.
Sumardipun memikirkan, bagaimana kalau anak ini sudah bosan atau sudah jenuh di PJJ karena orientasinya hanya game dan game.
Belum lagi persoalan ekonomi wali murid yang harus membeli Kuota (paket data red).
“Kan kasihan, kalau ekonominya baik tidak papa, tetapi kalau ekonominya tidak baik (lemah red ) kan kasihan,” tandasnya.
Sehingga, lanjut Sumardi pada tanggal 26 September 2020 diadakan Simulasi pembelajaran tatap muka di Internal MTs Sluke dengan guru-guru sendiri.
“Setelah itu, kami praktekkan ke beberapa anak saja. Kemudian setelah itu meningkat satu kelas anak, nah kita simulasikan terus dan alhamdulillah pada tahun 2021 antara bulan Februari atau Maret kami mengajukan ijin pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka tahap kedua,” tandasnya.
Namun, sebelum ijin itu kita kirimkan, terlebih dulu berkoordinasi dengan Kepala Kantor Kementrian Agama, Kepala Pendidikan Madrasah.
“Setelah melalui diskusi yang cukup panjang. Kami mengadakan uji coba secara terbatas, tentu sebelumnya saya melaksanakan ceklis itu hal-hal yang kita siapkan termasuk bilik cairan desinfektan. Kemudian segala sarana prasarana sesuai petunjuk pembelajaran tatap muka dari pemerintah,” jelasnya.
“Kami pelan-pelan dan alhamdulillah bisa kami sediakan. Sehingga pada bulan April itu, kami resmi ada uji coba tatap muka dan berjalan dengan sukses,” tambahnya.
Sumardi mengaku ada monitoring ke Madrasah dari Kementerian Agama kemudian dari Dinas PPBD itu, kemudian dari Koramil, Kepolisian yang tergabung dalam Subgus Covid-19 Kecamatan Sluke.
“Kami mematuhi apa yang diperintahkan, aturan atau regulasi yang ada, dan alhamdulillah ijin dari Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah clear dari Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Rembang clear yang intinya secara regulasi kami sudah saya lalui, seperti itu.” tandasnya.
Disinggung soal pembelajaran tatap muka yang akan dimulai Senin, 23/8/2021 mendatang, Ia mengatakan tidak jauh berbeda juga sama seperti yang kemarin- kemarin.
“Yang jelas kami pertajam dengan tempat cuci tangan, kalau tempat cuci tangan itu normalnya jarak satu setengah ya kami laksanakan satu setengah, kalau jaraknya belum ada satu setengah maka jarak itu atau cuci tangan atau keran itu saya pilok sehingga anak-anak biar tahu dan tidak berdekatan,” tandasnya.
Pelaksanaan pembelajaran tatap muka besok itu hanya 50 % nya saja. Yakni ada 6 kelas dari total 12 kelas Yah sekitar ada 200 siswa.
“Kendalanya adalah edukasi kepada anak didik, Karena anak didik sudah sekian lama di rumah dan sentuhan-sentuhan karakter atau akhlak itu sangat terbatas maka ya kami kerja keras untuk mengingatkan selalu kepada anak didik selalu patuh kepada lima M, yang dulu tiga M sekarang naik lima M plus satu D (doa),” katanya.
Tenaga kerjanya atau pengajarnya di sesuaikan jadwal, paling tidak ya itu 12 kelas itu pengajarnya masuk yang lainnya di rumah . Di rumah bukan berarti tidak mengajar. Tetep yang 50% nya di berikan pembelajaran online atau PJJ itu tadi dengan strategi Microsoft 365 atau mungkin dengan gabungan Ilening dan Gogle Classrooms.
“Pesan saya adalah anak-anak dan wali murid untuk selalu tertib lima M atau tertib dalam melaksanakan lima M satu D yaitu
1. Memakai masker
2. Mencuci tangan
3. Menjaga jarak
4. Menjauhi kerumunan
5. Mengurangi mobilitas dan jelas harus dengan Doa, ini harus dipraktekan di Rumah maupun di luar. Selalu disiplin lima M itu.
Yang kedua harus selalu semangat untuk melakukan kebaikan karena anak-anak ini masih berumur pelajar harus semangat belajar dengan tekun dan selalu mendoakan wali murid atau orang tuanya sehat selalu dan dapat rezeki yang berkah, berkah untuk dirinya dan berkah untuk orang lain.
“Satu minggu masuk, hari minggu libur,” tandasnya.
Salah satu siswa Fidatul Afidah kelas 9A. Mengaku senang dengan bisa belajar tatap muka.
“Saya senang sekali kita bisa belajar tatap muka setelah sekian lama di rumah. Mendapat pembelajaran dan agak paham pembelajaran kalau dirumah tidak terlalu faham pembelajaran,” akunya.
Pelaksanaan pembelajaran tatap muka sangat baik, karena melalui protokol kesehatan yang ketat, memakai masker, sebelum masuk di tes suhu badan dan mencuci tangan. (Trisno).