Amerika, Indonesianews.co.id
Sabtu, 28 Agustus 2021 waktu Moodus, Connecticut, Imam Shamsi Ali mewisuda 50 santri Special Summer program sekaligus menutup dan mengucapkan terima kasih kepada peserta Global Leadership Program, lima sarjana asal Indonesia yang memiliki kualifikasi dan kapasitas mengajar santri-santri Islamic Studies dalam bahasa Arab dan Inggris, didatangkan khusus untuk mengajar selama musim panas, mulai 2 Juli sampai 28 Agustus ini, di Pesantren Nur Inka Nusantara Madani, yang merupakan pesantren pertama di Amerika yang digagas dan dikelola oleh Imam Shamsi Ali, Tamsil Linrung, Muzayyin Arif, dkk.
Acara penamatan santri dari berasal dari 10 negara bagian Amerika Serikat dan Canada sekaligus penutupan program Global Leadership for Ustadz itu berjalan lancar, keren, dan sukses, karena diikuti oleh mayoritas komunitas warga negara asal Indonesia, dari berbagai suku dan etnis, dari kalangan pembina Pesantren yang memiliki areal lebih dari 10 hektar ini, lima Ustadz yang fokus mengajar selama dua bulan, orang tua murid para santri, dan para stakeholders Pesantren dalam naungan Nusantara Foundation.
Ini adalah hasil proses pendidikan dan penempaan yang penuh disiplin dengan materi-materi pelajaran Islamic Studies seperti Akidah, Akhlak, tafsir, hadis, fikih, keseniaan Islam (kaligrafi, langgam qiraah) tahsin dan tahfizh Al-Qur’an, serta pendidikan karakter lewat publik speaking dan olahraga. Tidak lupa pembiasaan tata krama, shalat tahajjud, puasa Sunnah sebagai benteng kekuatan jiwa santri, kata Ustadz Mutahhir Arif, yang kini disapa Pak Kiyai oleh komunitas Nusantara Madani.
Saya bersyukur kepada Allah karena kedua program ini dapat berjalan lancar dan sukses sesuai harapan kita bersama. Dua program yang kami rancang dengan baik. 50 Santri putra dan putri, dan 9 guru yang telah mengawal program ini dengan sangat apik. Mereka adalah para guru yang sudah menetap seperti Ustadz Muthiah, Ustadzah Andi Hidayah, dan Ustadz Mutahhir sendiri, diperkuat lagi diperkuat kagi dengan hadirnya para sarjana profesional dari Indonesia seperti Qari’ Nasional Daeng Syawal, dan sejumlah dosen alumni Mesir, Arab Saudi, dan London, kata Shamsi Ali.
Sebagai penanggung jawab kedua program unggulan ini, saya ingin menitipkan pesan kepada anak-anak kita yang baru diwisuda hari ini, yakni: jaga komitmen ibadah, hargai orang tua, shalat tepat waktu, jaga hafalan Qur’an, pertahankan semangat belajar Islam dengan bergabung dengan komunitas, berusaha menjadi agent of change (pusat perubahan sikap) setelah kembali ke keluarga dan lingkungan semula; lanjutkan silaturahmi, melalui virtual community; dan jaga modal mentalitas anda dengan baik, lanjut Shamsi Ali.
Shamsi Ali juga merasa perlu berterima kasih, terutama kepada semua tenaga pengajar yang telah mendidik santri dengan dedikasi tinggi dan pembelajaran yang fun, termasuk para ustadz muda yang disponsori dan didatangkan secara khusus oleh Nusantara Foundation. Mereka adalah: Dr. Wahid Haddade, Muh. Yusuf, Nur Fajri Romadhon, Rasyid Umar, Syawal Mubarak, dan Fitria Tsabita. Mereka yang telah membantu kami mengajar santri kami selama 2 bulan nonstop, tak mengenal letih dan jarang istirahat. Sebagai bagian dari program GLP dan ucapan terima kasih, kami telah bawa refreshing dengan jalan-jalan melihat beberapa pusat wisata dan universitas di negara bagian Amerika seperti Wasington DC, Boston, New York, Yale University, Hartford Seminary, dll, dan waktu dekat ini mereka kembali ke Indonesia untuk melanjutkan tugas-tugas utamanya sebagai pengajar, sambung Shamsi Ali.
Semua santri dan pengajar, termasuk orang-orang yang terlibat memperlancar dan menyukseskan program utama Pesantren Nur Inka Nusantara Madani mendapat apresiasi dari tamu dan undangan, terutama para orang tua dan wali santri, sebuah bentuk apresiasi kecintaan pada mereka yang turut serta dalam mendidik anak-anak mereka dengan pendidikan dan pelajaran Islam.
Pesan terakhir Ustadz Mutahhir kepada para santrinya, yang paling utama dan harus menadi bekal untuk berkiprah di dunia internasional, adalah pondasi agama kuat, dan menjadi profesional yang tangguh di Amerika. Insya Allah kalian akan mengharumkan negeri anda, Indonesia, dan menjadi jembatan Islam sebagai rahmatan lil ‘ alamin. Tegasnya.
Saya sebagai tamu, sangat terkesan dan kagum atas apa yang telah dirancang dan dilakukan Imam Shamsi Ali di bumi Amerika. Saya berharap Pesantren Nur Inka segera mendapat perhatian dan bantuan dari Pemerintah Indonesia dan pengusaha di Tanah Air agar dapat segera melengkapi fasilitas pendidikannya, terutama masjid dan gedung sekolah, dan sarana lain guna terwujud wadah silaturrahmi diaspora Indonesia di Amerika Serikat ini. Semoga.
M. Saleh Mude, Mahasiswa Hartford Seminary, Connecticut.