Jakarta, Indonesianews.co.id
PT PLN (Persero) berkomitmen mendukung transisi energi impor ke domestik, melalui penggunaan kompor listrik induksi demi menciptakan kemandirian energi nasional. Kompor induksi ini memiliki beragam keunggulan dan manfaat yang dapat dirasakan masyarakat dan negara.
“PLN merekomendasikan penggunaan kompor induksi di dapur rumah tangga, karena lebih aman, mudah, dan efisien,” kata Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi, melalui siaran persnya, Selasa (05/04/2022).
Lebih lanjut Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN menyebutkan, sejumlah keunggulan menggunakan kompor induksi, diantaranya lebih praktis, sebab pengguna kompor listrik tidak perlu menukar tabung LPG ketika habis.
Selain itu, kompor ini bekerja ketika alat masak diletakkan di atas kompor, lalu arus listrik bolak-balik dilewatkan dari dalam badan kompor melalui gulungan kawat.
Panas yang dihasilkan langsung dialirkan ke alat masak, sehingga ketika bersentuhan dengan anggota tubuh kita, maka tidak terasa panas, relatif aman dan sisi waktu memasak juga lebih cepat, karena kompor induksi memungkinkan penyebaran panas yang lebih merata ketimbang kompor gas sehingga hemat waktu.
Agung juga menjelaskan Keunggulan kompor induksi berikutnya adalah lebih aman, kompor tersebut tidak menimbulkan api dan asap sehingga risiko menimbulkan kebakaran jauh lebih kecil, selain itu juga tidak ada potensi ledakan akibat bahan bakar.
“Kompor induksi tanpa api ini, asapnya juga lebih sehat bagi penggunanya sebab tidak menghasilkan emisi, selain itu juga ramah terhadap anak-anak karena lebih aman,” jelas Agung.
Dari sisi penggunaan, kompor induksi juga lebih murah dibandingkan dengan kompor LPG. Hasil uji coba menunjukkan, rumah tangga kecil rata-rata mengkonsumsi 11,4 kg LPG subsidi dengan biaya Rp 79.400 per bulan setelah disubsidi pemerintah sebesar Rp 125.400, sehingga total biaya yang dibutuhkan untuk memasak menggunakan LPG mencapai Rp 204.800 per bulan, paparnya.
Sedangkan biaya yang dibutuhkan untuk memasak menggunakan kompor induksi sebagai berikut, harga listrik tanpa subsidi 1 kWh Rp 1.444,7, untuk kebutuhan listrik per bulan sebesar 82 kWh. Dengan begitu biaya yang dibutuhkan untuk masak per bulan menggunakan kompor induksi tanpa subsidi sebesar Rp 118.465 sehingga terdapat penghematan sekitar Rp 86.335 setiap bulan, ungkapnya.
“Waktu masak yang lebih cepat akan membuat kompor listrik lebih hemat dari penggunaan energi gas,” ujar Agung.
Dikatakanya, tak hanya pengguna yang mendapat manfaat, negara juga memperoleh penghematan subsidi dan impor jika masyarakat beralih menggunakan kompor induksi.
Dalam kajian PLN, untuk konversi sejumlah 300 ribu pengguna per tahunnya, akan dapat memberikan penghematan subsidi LPG sekitar Rp 450 miliar dan menekan biaya impor LPG sebesar Rp 220 miliar.
“Jika beralih menggunakan kompor induksi, Indonesia juga akan mandiri energi sebab tanpa harus bergantung ke impor. Sebab selama ini kompor LPG sebagian besar penyediaan energinya masih impor,” ungkapnya.
PLN pun telah melakukan sejumlah upaya untuk menumbuhkan minat masyarakat beralih ke kompor induksi, yaitu memberikan harga khusus tambah daya hanya sebesar Rp 150 ribu melalui program Nyaman Kompor Induksi untuk pelanggan yang membeli kompor induksi melalui partner yang memiliki kerja sama dengan PLN.
Begitu pula, PLN juga memiliki produk layanan Ekstra Daya, yaitu paket tambahan kapasitas daya bagi rumah baru. Pelanggan cukup membayar biaya penyambungan daya 900 VA dan mendapat kapasitas daya 2.200 VA jika sudah dilengkapi kompor Induksi lengkap peralatan masak. Program ini dilakukan dengan menggandeng BUMN Karya serta perusahaan properti, jelas Agung.
“Produk-produk layanan PLN untuk paket kompor induksi ini merupakan bagian dari rencana program konversi energi berbasis impor menjadi domestik. Langkah ini akan berkontribusi terhadap penguatan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” imbuh Agung.
Manfaat Kompor Induksi
Kompor induksi ini telah digunakan di segala sektor, baik itu rumah tangga hingga komersial. seperti halnya Kafe Kalukulolo, di Toli- Toli Sulawesi Tengah menurut pemiliknya Imran, tempat usahanya telah meninggalkan penggunaan kompor berbahan bakar LPG, dan beralih menggunakan kompor induksi untuk mendukung kebutuhan operasionalnya.
Ia menceritan, awal beralih menggunakan kompor induksi untuk disesuaikan dengan desain konsep kafe kekinian. Namun setelah berjalannya waktu, sangat dirasakan keunggulan lainnya, kata Imran seraya mengatakan, bentuk kompor induksi itu kekinian, sesuai dengan konsep kafe kami. Ternyata juga lebih bersih dibanding kompor gas.
Diakuinya, lebih menghemat pengeluaran dalam biaya operasional energi ketika menggunakan kompor induksi. Selain itu waktu memasak juga lebih cepat, karena panas yang dihasilkan pun optimal.
“Setelah menggunakan kompor induksi, maka tidak ada lagi kekhawatiran kehabisan bahan bakar ketika sedang memasak. PLN selalu menyediakan energi listrik yang andal secara optimal,” ungkapnya.
Penggunaan kompor induksi, jauh lebih aman sebab tidak ada risiko kebocoran gas yang dapat menjadi pemicu kebakaran, sehingga lebih nyaman dalam menjalankan usaha. “Kompor induksi juga lebih simpel, karena kami sering ikut event di luar kafe enggak perlu repot lagi mengangkat-angkat tabung gas,” tambahnya.