Jakarta, Indonesianews.co.id
Masyarakat Indonesia mulai beradaptasi sekarang ini dengan era transformasi digital yang memberikan kemudahan untuk berkomuniasi secara jarak jauh antara satu daerah dengan daerah lainnya, bahkan selama wabah Covid-19, transformasi digital telah berhasil membuat yang jauh menjadi lebih dekat.
Hal itu disampaikan Anggota Komisi I DPR RI Dede Indra Permana SH yang tampil sebagai keynote Speaker dalam webinar Ngobrol Bareng Legislator dengan tema “Transformasi Digital dan Implementasinya,” Selasa (12/4).
Webinar hasil kerja sama Kemkominfo dan DPR RI itu menghadirkan juga Dirjen Aptika Kemkominfo Semuel A. Pangerapan, Direktur Runata Edu dan Dosen Social Media Content Production Institute STIAMI DR Geofakta Razali serta Researcher Lead CNBC Indonesia Arif Gunawan Sulistiyono.
Dengan kemajuan digital yang pesat saat ini, katanya, masyarakat bisa menjual berbagai produk-produknya secara online. Baik melalui media sosial maupun aplikasi-aplikasi jual beli atau unicorn-unicorn yang sudah berkembang cukup baik di Indonesia.
Dunia gigital banyak plus dan minusnya. Jika tidak tahu memanfaatkan dengan baik, banyak potensi yang dapat menipu penggunanya seperti promosi yang tidak benar atau provokasi. “Bijak dalam membaca dan melihat informasi online sangat penting, cek dengan kenyataan yang ada karena banyak informasi yang bohong,” katanya.
Dirjen Aptika Kemkominfo Semuel A. Pangerapan, dalam sambutanya mengatakan Indonesia sedang berada dalam era percepatan transformasi digital. Kemkominfo mengembang mandat dari Presiden Joko Widodo untuk memimpin upaya mempercepatan transformasi digital bangsa Indonesia.
Dalam melaksanakan mandat tersebut, Kemkominfo memiliki peran sebagai regulator, fasilitator dan akselerator digital Indonesia. “Kami tidak dapat bekerja sendiri. Diperlukan kolaborasi yang baik agar tidak ada masyarakat yang tertinggal di dalam percepatan transformasi digital ini,” katanya.
Dosen Social Media Content Production Institute STIAMI DR Geofakta Razali mengatakan dalam transformasi digital memiliki tantangan yang sangat banyak, terutama sosial media sebagai flatform yang digunakan agar maksimal dimanfaatkan dalam kehidupa sehari-hari.
“Saat ini, kita hidup di era sosial media. Tantanganya adalah apakah kita akan dikendalikan oleh sosial media atau kita yang akan mengendalikan sosial. Peningkatan sosial media itu terjadi sangat pesat. Bahkan satu orang tidak cukup hanya memiliki satu account, bisa dua atau tiga account,” katanya.
Menurut dia, ternyata di media sosial, masyarakat Indonesia tidak hanya berkomunikasi dengan sesama teman, tetapi juga tentang brands atau produk. “Sebanyak 65% orang di Indonesia melakukan riset brand melalui Medsos,” ujarnya.
Researcher Lead CNBC Indonesia Arif Gunawan Sulistiyono mengatakan transformasi digital telah menambah 35% PDB Indonesia atau sekitar Rp5.000 triliun.”Sektor jasa, terutama yang mengalami transformasi digital tercepat, menyumbang PDB Indonesia terbesar yakni hingga 60%,” katanya.
Dia menjelaskan ada belasan sektor jasa, namun terdapat enam sektor jasa yang mengalami transformasi digital paling cepat antara lain jasa perdagangan, transportasi dan pergudangan, keuangan hingga akomodasi.