Profesor Hafid Abbas: Orang Bugis Dikagumi Karena Pemaaf

Komunitas183 Views

Jakarta, Indonesianews.co.id 

Al-Qur’an telah mengajarkan kita betapa mulianya bagi orang-orang pemaaf, dan itu sesuai dengan hasil penelitian Yoshinori Ohsumi, seorang ahli biologi dari Jepang dan penerima Nobel Kedokteran tahun 2016, telah meneliti manfaat bagi orang-orang yang berpuasa dan memiliki sifat pemaaf, kata Profesor Hafid Abbas pada kuliah Ramadhan KKSS melalui Zoom, 12 April 2022.

Kita sebagai orang Bugis patut berbangga karena kita memiliki orang-orang besar dalam sejarah yang dikenal sebagai pemaaf, sebut misalnya Syekh Yusuf, seorang pejuang dan ulama yang wafat dan dikagumi oleh tokoh perdamaian dan pemaaf kelas dunia sekelas Nelson Rolihlahla Mandela (1918-2013). Bagi Mandela, Syekh Yusuf itu memiliki empat sifat: tidak ingin ada penindasan; pejuang lintas suku, agama, dan bangsa; tidak mesti berjuang di negaranya sendiri; dan kelihatan bentuk keikhlasannya, tidak mengharap materi, lanjut Hafid Abbas.

Saya bisa berbicara banyak tentang Nelson Mandela karena pernah berinteraksi beberapa kali, terutama menjadi promotor ketika mendapatkan gelar Honoris Causa di Universitas Hasanuddin Makassar tahun 2005, dan saya menulis di koran Jakarta Post ketika Nelson Mandela wafat, 5 Desember 2013, terang Hafid Abbas.

Profesor Hafid juga berbagi tips untuk menjadi hamba pemaaf dan sehat dengan mengutip hasil penelitian seorang sarjana di Universitas Harvard, Amerika, dengan: rajin bergerak atau olahraga; makan makanan sehat seperti buah-buahan; dan istirahat yang cukup. Karena sesungguhnya orang-orang pemaaf itu memiliki pikiran yang luas, hati yang lapang, imajinasi yang kuat, dan suka bersilaturahmi.

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang pemaaf dan memberikan umur panjang. Kita harus belajar misalnya pada pribadi Mahatma Gandhi dan Robert Muller, Direktur FBI. Semoga di bulan suci Ramadhan ini, kita mulai membiasakan diri menjadi hamba pemaaf, pungkas Hafid Abbas.

Kuliah Ramadhan KKSS ini adalah yang ketiga, di bawah koordinasi Prof. Dr. Awaluddin Tjalla, dimoderatori oleh Jaya Lupu, dan yang bertindak sebagai protokol acara adalah Ardhana.

M. Saleh Mude

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *