Rembang, Indonesianews.co.id
Tradisi Penjamasan Bende Becak menyedot ratusan umat. Warisan budaya yang sarat nilai sejarah dan syiar islam itu merupakan hasil perjuangkan Walisongo salah satunya adalah Sunan Bonang. Konon, dulunya Bende Becak sebagai alat yang digunakan untuk mengumpulkan para wali bahkan sebagai tanda pemberitahuan akan terjadinya peperangan.
Menariknya, tradisi penjamasan Bende Becak ini telah dilaksanakan sebanyak 497 kali atau sejak tahun 1525. Tradisi ini dilaksanakan agar masyarakat senantiasa menghargai jasa-jasa para wali dan ulama yang telah menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa. Kali ini Penjamasan Bende Becak dilaksanakan kembali bertepatan dengan Hari Raya Idhul Adha di Desa Binangun Kecamatan Lasem, 10 Juli 2022.
Wakil Bupati Rembang HM. Hanies Cholil Barro’ menyampaikan, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan daya apresiasi dan kesadaran masyarakat akan pentingnya menghargai tradisi budaya religi agar senantiasa lestari. Disamping itu, diharapkan pula masyarakat dapat memahami nilai-nilai moral yang terkandung dalam kegiatan Penjamasan Bende Becak ini, sehingga tradisi yang luhur, senantiasa searah dengan tujuan awalnya dan tidak melenceng dari ajaran agama.
Dengan dasar agama yang kuat maka konsep membangun dan memperkokoh jati diri bangsa yang besar akan benar-benar terwujud. Pemerintah Kabupaten Rembang terus berupaya untuk mengoptimalkan potensi wisata di Kabupaten Rembang khususnya kawasan Binangun Lasem, salah satu upaya dilakukan adalah mengintegrasikan obyek wisata bahari dan religi.
Terwujudnya wisata religi-bahari di binangun diharapkan dapat mendongkrak perekonomian masyarakat di sekitar wilayah tersebut. Apalagi selama ini Kecamatan Lasem sudah terkenal dengan batik tulisnya dan Kota Pusaka Lasem yang dapat dijadikan satu paket dengan obyek wisata religi-bahari.
Sumber : Prokompinda Setda Rembang
Editor : Trisno