Rembang, Indonesianews.co.id
Reaktivasi jalur kereta api Semarang -Tuban kembali mencuat. Rencananya, reaktivasi tersebut tak akan melewati Bojonegoro.
Tetapi, melewati sebagian kawasan di Kabupaten Rembang.
Namun, permasalahan kembali muncul mengingat banyaknya pemukiman warga yang telah dibangun di atas rencana rute reaktivasi tersebut.
Bupati Rembang Abdul Hafidz menyebutkan, proyek reaktivasi kereta api Semarang-Tuban masuk skala prioritas proyek pusat. Selain proyek tol dan lingkar Kaliori-Lasem.
Nantinya, khusus kereta Rembang yang dilewati ada dua alternatif. Yakni, menggunakan jalan yang dulu atau sebagian dipindah lokasinya.
Ini karena jalurnya banyak ditempati masyarakat, kira-kira mereka yang menempati dipindahkan. Nanti, diadakan teknisnya terkait jalur Semarang-Tuban. Alias tidak sampai Bojonegoro. Lewatnya pantura. Jadi, Bonang terus sampai Tuban lewat pantura. Jadi bukan ke selatan Bojonegoro,” bebernya. Pada Selasa ( 12/07/2022 )
Sementara, nasib kejelasan jalan lingkar Kaliori-Lasem. Saat ini, prosesnya masih berhitung waktu dan anggaran. “Tahapannya, memang cukup kesulitan mengatur,” katanya saat digelar coffee morning di lantai IV Kantor Setda Rembang.
Hafidz mengakui, jika proses tersebut akan memakan waktu penggarapan jalan lingkar Rembang kemungkinan akan lama lagi. Sebab proses berhitung waktu dan keuangan ini penting. Karena jalan lingkar berawal mendesain aturan lama 20 meter. Tetapi sekarang harus 40 meter.
Hitungannya kalau 20 meter, dengan panjang 25 km bisa merencanakan budget Rp. 100 miliar. Tetapi ketika menjadi 40 meter harus dua kali lipat. Dengan catatan harga sesuai prediksi,” ujarnya.
Perubahan itu menurutnya diluar prediksi dan diluar desain awal. Sehingga butuh budget yang cukup banyak.
“Direncanakan Rp 100 miliar pinjaman. Harus mulai bayar tahun ini. Proses tahapannya agak kesulitan mengatur. Di samping ada aturan baru minimal 40 meter. Berarti ada tambahan budget,” jelasnya.
Sebelumnya Abdul Hafidz menyebutkan jika tinggal masalah keuangan semuanya sudah siap tinggal hitung antara waktu.
”Proses lelang Land Acquisition and Resetlement Action Plan (LARAP)-nya baru. Studinya butuh waktu enam bulan. Berarti kita akhir tahun,” katanya kepada Wartawan
Padahal durasi pinjamannya hanya dua tahun. Kalau bayar tahun 2023, tidak mungkin baru meminjam langsung kembali membayar. “Itulah yang menjadi pertimbangan seputar jalan lingkar. Lihat saja nanti perkembangannya,” imbuhnya.
(AhmdT/Trisno).