Jakarta, Indonesianews.co.id
Pendidik & Peneliti bidang Komunikasi Pasca Sarjana Universitas Sahid, Jakarta Dr. Gloria Angelita, M,Si., S.Pd. mengatakan perempuan merupakan faktor penting dan kunci keberhasilan dari sebuah proses hidup bernegara dan berbangsa.
Menurut dia, perempuan Indonesia harus memiliki aura yang positif di tengah keluarga maupun publik, khususnya dalam mendidik anak anaknya dan turut berperan serta memperbaiki mentalitas dan moral bangsa melalui perannya sebagai Ibu di ranah Keluarga. “Perempuan Indonesia merupakan sosok wanita yang tangguh, berkualitas secara utuh
serta mumpuni untuk berperan sebagai ibu, istri maupun pemimpin bagi dirinya,” katanya pada Webinar Ngobrol Bareng Legislator yang dilaksanakan atas kerja sama Komisi I DPR RI dan Ditjen Aptika Kemkominfo, Jumat, 19 Juli 2022.
Webinar dengan tema Peran Perempuan dalam Menanamkan Nilai-nilai Pancasila Sejak Usia Dini di Era Digital tersebut menghadirkan Dirjen Aptika Kemkominfo Semuel A. Pangerapan, BSc, Anggota Komisi I DPR RI Drs. H.M. Idham Samawi dan Dr.(HC) dan Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo, SP.OG.(K).
Gloria menjelaskan pentingnya pendidikan Pancasila ditanamkan sejak usia dini. Tujuan pendidikan Pancasila adalah beriman & bertakwa kepada Tuhan YME serta memiliki rasa kemanusiaan, pola pikir & perilaku yang beradab, serta adil kepada sesama.
Selain itu, warga dengan pendidikan Pancasila yang baik, akan dapat hidup saling akrab, rukun & guyub. Kemudian bersikap tidak egois, selalu ingin menang, belajar toleransi & mengayomi dan menjadi contoh/ panutan bagi sekelilingnya.
Di era digital, katanya, peran perempuan kian penting di tengah arus deras tantangan era digital. ia harus bisa memberikan pengarahan penggunaan perangkat digital, mengalokasikan waktu dengan tepat, pemilihan aplikasi yang positif dan mengikuti perkembangan dunia maya.
Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo, SP.OG.(K) mengungkapkan karakteristik keluarga Indonesia yakni hidup di negara Pancasila, suka bergotong royong, hidup berjamaah, kerukunan yang tinggi dan toleransi yang tinggi.
Dia menjelaskan di keluarga Indonesia, kehidupan dengan nilai-nilai Pancasila sudah sangat terasa seperti gotong royong, kerukanan yang cukup tinggi dan toleransi juga cukup tinggi. Bahkan skor toleransi Indonesia paling baik dan Pancasila yang menjadi nilai luhur bangsa dan way of life yang hadir di tengah kehidupan masyarakat.
Dia mengakui realitas kehidupan masyarakat setelah reformasi mulai berubah dimana masyarakat semakin individualistik dan memudarnya budaya gotong royong, hedonisme yang meningkat serta kapitalisme baru dan liberalisme yang menguat.”Kekerasan meningkat termasuk radikalisme agama dan intoleransi beragama serta adanya upaya membangun fanatisme sejak usia dini,” katanya.
Anggota Komisi I DPR RI Drs. H.M. Idham Samawi mengatakan pentingnya menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak usia dini karena anak-anak kita pada saatnya nanti akan menjadi pemimpin-pemimpin di bidangnya masing-masing di Indonesia. Mungkin ada yang menjadi bupati, guberbur bahkan Presiden nantinya.
Dia menjelaskan mulai dari usia TK dan SD, sudah seharusnya anak-anak hafal terhadap urutan sila-sila Pancasila. Pancasila itu sangat penting ditanamkan sejak usia dini karena sebagai ideologi berbangsa, Pancasila telah menyatukan Indonesia yang dibangun dengan berangkat dari banyak perbedaan. “Indonesia dibangun lebih dari 700 suku, 1000 lebih bahasa daerah dan lebih dari 1000 budaya,” katanya.