Legislator Dorong Kurikulum Sawit di Daerah Penghasil Sawit

Daerah279 Views

Purwakarta, Indonesianews.co.id 

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI dari Fraksi Golkar Dedi Mulyadi mengatakan industri kelapa sawit menguasai seluruh sudut rumah sehingga komoditas ini memiliki efek ekonomi yang sangat besar bagi masyarakat.

Dia menjelaskan sawit harus menjadi energi biodiesel sehingga nanti pabrik dan motor serta mesin-mesin akan digerakkan oleh sawit. Jika ini sudah terjadi, maka Indonesia sebagai rajanya minyak kelapa sawit, akan menikmati keuntungan yang besar.

Mantan Bupati Purwakarta itu menjelaskan salah satu keuntungan yang dinikmati Indonesia adalah ekonomi akan terus bergerak. “Masyarakat akan maju dan Indonesia agar bergerak di era hijau, era dimana energinya tidak lagi menggunakan energi fosil,” katanya.

Hal itu disampaikan pada Sosialisasi dan Expo Sawit Baik Indonesia 2022 di Purwakarta, Sabtu, 15 Oktober 2022. Kegiatan sosialisasi ini merupakan kerja sama antara Anggota Komisi IV DPR RI dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Jaringan Indonesia Muda (JIM) sebagai penyelenggara.

Mengangkat tema Hilirisasi Sawit dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat, sosialisasi menghadirkan narasumber Wakil Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) Agus Sutarman, Kepala Bidang Perkebunan dan Holtikultura Dnas Tanaman Pangan Kab. Purwakarta dan Dosen Fakultas Pertanian IPB Dr. Ir Hariyadi, MS. IPM.

Dedi menjelaskan ke depan, inovasi teknologi pengelolaan kelapa sawit harus menjadi kurikulum pendidikan di daerah-daerah kawasan kelapa sawit sehingga masyarakat dan anak-anak di daerah penghasil perkebunan kelapa sawit.

Jika sudah ada kurikulum sawit di daerah penghasil sawit, maka anak-anak sekolah di daerah penghasil kelapa sawit akan menjadi kretatif. Pada saat industri kelapa sawit membutuhkan tenaga kerja, anak-anak yang sudah dididik tadi, siap mengisi kebutuhan tenaga kerja industri kelapa sawit.

Dosen Fakultas Pertanian IPB Dr. Ir Hariyadi, MS. IPM mengatakan tantangan hilirisasi sawit antara lain pengetahuan SDM belum memadai, kualitas teknologi pengolahan produk hilir kelapa sawit masih terbatas, rendahnya produktivitas perkebunan kelapa sawit khususnya perkebunan rakyat sehingga pemerintah perlu mendorong peningkatan produktivitas kelapa sawit rakyat dan infrastruktur termasuk akses jalan dan konektivitasnya dengan pengangkutan di Pelabuhan

Tantangan lainnya adalah belum atau tidak selaras antara pertumbuhan produk primer
dengan industri turunannya, sampai saat ini CPO belum dimanfaatkan secara optimal
untuk pengembangan industri hilir, black campaign (kampanye negative) produk sawit dan
turunannya (isu-isu lingkungan, dan kesehatan), serta permasalahan rantai pasok industri sawit yang belum terpadu dan prasyarat kesehatan pangan.

Wakil Ketua Umum Aspekpir Agus Sutarman menjelaskan pentingnya terus memperbaiki tata kelola perkebunan kelapa sawit rakyat dalam rangka mendukung program hilirisasi kelapa sawit. Dia menyarankan agar pekebun kelapa sawit itu berorganisasi atau berlembaga.

Di sisi lain, untuk mendapatkan budidaya perekebunan pekebun harus bermitra dengan perusahaan agar dapat bimbingan teknis agar dapat tercapainya mutu buah sesuai dengan kreteria mutu panen yang sudah di atur dalam permentan penetapan harga TBS. Dengan model kemitraan bisa di hindari permasalahan bibit palsu, perawatan yang akurat dan maksimal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *