Rembang, Indonesianews.co.id
Perhatian masyarakat Rembang di penghujung akhir tahun 2022 hingga menapak tahun baru 2023 berkutat persoalan belum terselesaikannya sejumlah proyek strategis dibeberapa titik hingga dead line akhir bulan Desember 2022. Namun, ada yang lebih serius dan cukup mengemuka kepermukaan adalah persoalan jalan rusak dan penuh lubang seputar jalur Trans Nasional Pantura Rembang Provinsi Jawa Tengah.
Ribuan lubang menghiasi jalur pantura mulai wilayah ujung paling timur Kabupaten Rembang yaitu; perbatasan Sarang hingga wilayah ujung paling barat perbatasan Kaliori. Jalur ini seakan menjadi ancaman serius (ranjau darat) bagi pengguna jalan. Pasalnya ribuan lubang di jalur ini seakan bergerak bagaikan ranjau darat dan terus bertumbuh seperti tumbuhnya jamur di musim hujan.
Kondisi jalan yang rusak dan berlubang menjadi pemandangan yang cukup mengerikan dan mengancam bagi pengguna jalan. Pengendara sepeda motor, mobil, truk dan berbagai angkutan lainnya, apabila tidak berhati-hati bisa saja terjatuh karena terperosok lubang. Lebih-lebih pasca turun hujan, sejumlah lubang itu tergenang air.
Akibatnya, sejumlah kecelakaan lalu lintas kerap kali terjadi di jalur ini yang menelan banyak korban. Sebagai contoh adalah kecelakaan yang menimpa Syalla Deswita (14) warga Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang yang saat itu hendak berlibur. Diketahui korban seorang pelajar yang membonceng sepeda motor Honda Vario Nopol K 4740 GW tewas
tertabrak bus. Kecelakaan tersebut diduga dipicu karena jalan yang berlubang.
Peristiwa kecelakaan akibat jalan rusak dan berlubang terus meminta korban. Kali ini menimpa Muhammad Khoirul Anam (24) pemuda asal Dukuh Jambu Desa Sendangmulyo Kecamatan Sluke Kabupaten Rembang yang mengalami kecelakaan di depan Rumah Makan Sumber Rejeki turut jalan Desa Manggar Kecamatan Sluke, diduga sepeda motor korban tergelincir hingga terjatuh dan terlindas truk korban tewas di lokasi kejadian.Kejadian naas ini hanyalah contoh segelintir kecelakaan maut yang terjadi di jalur pantura akibat jalan berlubang.
Rentetan kecelakaan maut itu mengundang kritik masyarakat. Masyarakat menilai Pemerintah terkesan lamban dalam menangani persoalan perbaikan jalan berlubang yang kerap kali memakan korban. Sejumlah media, baik cetak maupun online terus memberitakan kerusakan jalan sebagai bentuk empati dengan menyajikan informasi terkait kerusakan jalan.
Informasi yang disajikan media lokal maupun nasional itu mendongkrak kebijakan pemerintah untuk mengucurkan anggaran perbaikan jalan. Meski terkesan tertatih -tatih, namun perbaikan jalan terus dikebut di wilayah Pantura Kabupaten Rembang khususnya pantura timur.
Proyek perbaikan jalan di jalur pantura Rembang Timur ini terus dikebut pembangunannya. Sebelumnya kondisi jalan di jalur Pantura Lasem, Sluke, Kragan sampai di perbatasan Sarang rusak parah dan berlubang. Saat ini, perlahan lubang -lubang itu menghilang karena mendapat sentuhan perbaikan. Berdasarkan pantauan di lapangan perbaikan jalan di jalur pantura timur saat ini sampai di jalur Pantura turut jalan Desa Sumur Tawang Kecamatan Kragan.
Kini pengguna jalan sedikit lega, namun demikian harus tetap berhati -hati. Jalan yang bagus terkadang juga memicu pengendaranya ngebut yang beresiko terhadap keselamatannya.
Penyebab kecelakaan di jalan raya tidak sepenuhnya karena kondisi jalan yang rusak. Sikap kurang berdisiplin dalam berkendara juga akan berakibat fatal. Beberapa kasus kecelakaan terungkap penyebabnya juga ada faktor lain yang turut berperan. Seperti; kondisi kendaraan yang tidak layak jalan, akibat onderdil kendaraan yang kurang optimal. Lebih dari itu, kerap kali pengendara kurang memperhatikan kelayakan kendaraannya. Misalnya mesin yang kurang perawatan, rem yang kurang mencengkram sehingga tidak berfungsi dengan baik saat mengerem mendadak dan ban yang sudah halus. Belum lagi mengendara dalam situasi terburu-buru karena diburu waktu hendak masuk kerja.
Belakangan banyak kecelakaan yang dialami beberapa pekerja pabrik di Rembang ditengarai dipicu karena terburu-buru saat mengendara dan kelelahan setelah bekerja. Rentetan peristiwa kecelakaan yang terjadi di jalur Jalur Trans Nasional Pantura Kabupaten Rembang mestinya menjadi pembelajaran berharga bahwa keselamatan berkendara di jalan raya itu menjadi tanggungjawab bersama pengguna jalan. Kelalaian dan ketidakdisiplinan dalam berkendara bisa mengancam keselamatan diri dan juga keselamatan yang lain.
Penulis : Sutrisno, SE.
(Redaktur Pelaksana Media Indonesianews.co.id)