Mempawah, Indonesianews.co.id
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bekerja sama dengan Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Djohan dan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) memperkenalkan kebaikan Sawit di Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat.
Kebaikan sawit dikenalkan melalui kegiatan Bimbingan Teknis Sawit Baik dengan tema Membangun UMKM Berdaya Saing dengan Memanfaatkan Kebaikan Kelapa Sawit dan Optimalisasi Teknologi Digital yang digelar Minggu, 12 Maret 2023.
Pada kegiatan yang digelar di Gedung Pertemuan Kecamatan Sadaniang, Kab. Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat tersebut menghadirkan Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Djohan sebagai pembicara kunci. Sedangkan dari BPDPKS hadir secara virtual Kepala Divisi UKMK Helmi Muhansyah.
Narasumber lainnya adalah Wakil Ketua DPP Aspekpir Agus Sutarman, Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Tanjung Pura Dr.Ir.Ganjar Oki Widhanarto S.Hut, M.Sc, IPU dan dari Perwakilan dari Dinas PKPP Kabupaten Mempawah.
Pada kesempatan tersebut, Daniel Djohan mengatakan kegiatan bimbingan teknis Sawit Baik diharapkan dapat memberi manfaat kepada seluruh peserta, khususnya dalam rangka mendorong pelaksanaan program peremajaan sawit rakyat atau PSR di Kabupaten Mempawah. “Program PSR ini, kita dorong karena beberapa hal,” katanya.
Pertama untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan semua petani rakyat di daerah penghasil sawit. Untuk itu, dalam PSR itu, yang perlu dilakukan adalah memastikan bibit yang ditaham adalah bibit unggul.
“Kalau misalnya ada petani sawit yang hasilnya hanya 1,5 ton per hektare, melalui PSR bisa meningkat diatas 2,5 ton per hektare,” ujarnya.
Kegiatan Bimtek juga untuk mendorong agar petani sawit rakyat yang belum mendapat ISPO, dapat mengurusnya. Hal ini bisa dikawal bersama agar petani sawit dapat segera mendapatkan sertifikat ISPO mengingat hal ini menyangkut kesempatan bagi petani untuk mendapatkan harga produk TBS yang tinggi.
Di sisi lain, petani di Kalbar juga ke depan tidak hanya bekerja keras menghasilkan TBS, juga bisa menguasai industri sawitnya. Tidak hanya menjual TBS, tetapi juga CPO sehingga pihaknya mendorong petani dalam bentuk koperasi untuk memiliki pabrik CPO mini.
Kepala Divisi UKMK BPDPKS Helmi Muhansyah dalam paparannya menjelaskan jika BPDPKS terus mendorong pengembangan produk-produk kelapa sawit berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat.
Sebab, sesuai tujuannya, BPDPKS didirikan untuk menjalankan kebijakan pemerintah dalam program pengembangan sawit berkelanjutan melalui penghimpunan, pengembangan, dan penyaluran dana sawit yang terpadu dan tepat guna, secara profesional dan akuntabel.
Wakil Ketua Aspekpir Agus Sutarman mengatakan dampak positif pola pengembangan PIR kelapa sawit antara lain mampu membuka isolasi wilayah, membangun ekonomi daerah, pengurangan kemiskinan, membuka lapangan pekerjaan, membangun daerah pelosok, terbelakang dan tertinggal dan berdampak luas bagi sosial dan ekonomi lainnya.
Sedangkan Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Tanjung Pura Dr.Ir.Ganjar Oki Widhanarto S.Hut, M.Sc, IPU mengatakan pentingnya bagi Indonesia untuk mengembangkan kelapa sawit berkelanjutan.
“Pembangunan Perkebunan kelapa sawit berkelanjutan atau Sustainable Palm Oil merupakan kewajiban yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia dalam upaya memelihara lingkungan, meningkatkan kegiatan ekonomi, sosial dan penegakan peraturan perundangan Indonesia di bidang perkelapa-sawitan,” katanya.
Dia menambahkan penerapan kewajiban kebun sawit yang berkelanjutan ini ditandai melalui peluncuran Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Indonesian Sustainable Palm Oil/ISPO).