Rembang, Indonesianews.co.id
Tujuh hari wafatnya Nyai Saudah menyiratkan luka mendalam bagi keluarga para santri Patra alumni dan masyarakat setempat yang mengenang perjuangan almarhumah dimasa hidupnya.
Istri Kyai Muhammad Suyuthi Abdul Fatah semasa hidupnya memang dikenal masyarakat setempat sebagai pejuang pendidikan agama, pendidikan Madrasah dan pelopor Muslimah Nahdhatul Ulama (NU) di Desa setempat.
Selama tujuh hari sejak wafatnya Almarhumah keluarga menggelar Do’a bersama yang diikuti oleh Muslimah, Santri, Alumni dan masyarakat yang membaca Surat Yasin, Tahlil yang mendo’akan agar Almarhumah Khusnul Khatimah, Diterima semua amalan kebaikannya dan diampuni semua dosanya.
Acara do’a bersama di tujuh hari itu dihadiri sejumlah Kyai, tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemerintah desa setempat.
Tampak hadir juga Ketua DPC PPP Kabupaten Rembang Gus Umam Nursalim yang didapuk menyampaikan ceramah agama (Mauidhoh Khazanah) yang menyampaikan risalah agama dan mengenang perjuangan dan kebaikan Almarhumah semasa hidupnya.
Prosesi do’a bersama tersebut diawali dengan pembacaan Surat Yasin yang dipimpin Kyai Mustofa Bisri anak ke 3 Almarhumah, kemudian pembacaan Tahlil yang dipimpin Kyai Misbahul Munir Menantu Almarhumah. Sambutan atas nama keluarga disampaikan Kyai Dahlan Suyuti dan Mauidhah Khasanah Gus Umam Nursalim. Sementara untuk pembacaan do’a oleh 3 orang Kyai diantaranya ; Kyai Abdullah Munif, Kyai Anwar (Bisan Almarhumah) dan Kyai Abdul Kholik.
Dalam sambutannya Kyai Dahlan Suyuthi memohonkan ma’af atas segala kesalahan terutama saat berhubungan dengan tetangga karena semasa hidupnya almarhumah paling banyak berkomunikasi, berhubungan dengan tetangga dekat.
“Semasa hidup Almarhumah seringkali bahkan paling banyak berhubungan dengan para tetangga dekat. Oleh karena itu atas nama Almarhumah kami memohonkan ma’af atas segala kesalahan Almarhumah,” pintanya.
Kemudian anak ke 2 Almarhumah itu mengungkapkan semasa ditinggal wafat ayahandanya tahun 2005 lalu Ibundanya kala itu berjuang menuntaskan 3 orang anaknya yang masih menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Al – Anwar Sarang.
“Ibu itu luar biasa perjuangannya bagi keluarga. Meski berat tetapi masih bisa menuntaskan anak – anaknya lulus pendidikan pesantren bahkan anak – anaknya sampai berumah tangga,” ungkapnya.
Di bagian akhir sambutannya Ia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu mendo’akan almarhumah selama ini.
Sementara itu Gus Umam Nursalim dalam ceramahnya mengungkapkan Almarhumah semasa hidupnya banyak berjuang untuk agama bersama Almarhum suaminya Kyai Muhammad Suyuthi Abdul Fatah.
“Kewajiban kita, melanjutkan perjuangannya terutama keluarga. Sehingga perjuangan ngaji, perjuangan pendidikan madrasah dan perjuangan keagamaan lainnya terus berjalan dengan baik,” pintanya.
(Trisno/Aziz/Rbg).