Rembang, Indonesianews.co.id
Peningkatan kualitas hidup salah satunya hanya bisa dicapai melalui pendidikan yang cukup memadai.
Bahkan pendidikan akan membuka kompetensi dan peluang bagi seseorang untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.
Namun, belum semua masyarakat menikmati pendidikan formal yang layak dan kesempatan belajar diusia sekolah
setingkat sekolah menengah dan atas. Minimnya tingkat pendidikan tersebut mengakibatkan warga yang bermukim di sekitar kawasan Rembang timur yang kini tengah merangkak menuju kawasan Industri belum memberikan peluang yang optimal terhadap warga sekitar.
Pendidikan Non Formal seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Budi Utomo menjadi salah satu solusi masyarakat di kawasan Rembang Timur untuk mengejar ketinggalan mereka belajar dan mendapatkan ijazah.
Salah satunya, Sutrisno SE. sosok pengelola PKBM Budi Utomo yang tinggal di Desa Sendang Mulyo, Kecamatan Sluke Kabupaten Rembang ini, telah mengelola PKBM sejak didirikan tahun 2011. Menurutnya, awalnya masyarakat disini masih banyak yang buta aksara, tamatan SD dan juga hanya lulusan SMP sederajat. Sehingga cukup tertinggal di bidang pendidikan setingkat atas.
Ia mengatakan peserta didik yang mengikuti program belajar di PKBM nya pun terdiri dari berbagai jenjang usia yang sudah tidak muda lagi seperti remaja dan dewasa serta rata-rata murid merupakan pekerja buruh dan nelayan yang tingkat kesejahteraan dan pendidikannya rendah.
“Sehingga pendidikan kesetaraan banyak diminati guna mendapatkan pekerjaan yang lebih layak untuk kesejahteraan kehidupannya,” jelasnya.
Ia menyebut, merintis pendidikan Non Formal tidak mudah. Tahun 2023, PKBM Budi Utomo telah meluluskan 93 siswa dan selama 12 tahun, PKBM Budi Utomo telah meluluskan sekitar 915 siswa berbagai jenjang kesetaraan seperti Kejar Paket B (setara SMP) dan Kejar Paket C (setara SMA), Keaksaraan Dasar, Keaksaraan Usaha Mandiri, Keterampilan Komputer dan Pendidikan Keterampilan Hidup dan Pemberdayaan (PKHP).
Melakukan program belajar mengajar di wilayah pedesaan tidak semudah di kota besar, dimana akses pendidikan dan fasilitas dapat dengan mudah ditemukan.
“Langkah kami memang tidak mudah, banyak menemui kendala, terutama saat kebijakan standarisasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) telah berlaku untuk pendidikan formal maupun non formal,” tandasnya.
Saat ini PKBM tengah menyelenggarakan penilaian akhir semester (PAS). Peserta keselurahannya berjumlah 161 siswa. Mereka siswa kelas 7, kelas 10, kelas 11 dan kelas 12. Program pendidikan kesetaraan paket B setara SMP dan paket C setara SMA .
Ia menyebut PAS merupakan kewajiban yang harus di tempuh oleh peserta didik agar bisa naik kelas, peserta didik mengerjakan soal sejumlah 12 mata pelajaran. PAS sendiri dilaksanakan selama 6 hari yang dimulai pada tanggal 23 Desember sampai tanggal 28 Desember 2023.
“Dan PKBM Budi Utomo untuk PAS belum menggunakan program berbasis komputer menggingat biaya yang besar dan kalau menyewa komputer mahal,” ungkap Sutrisno
Dengan adanya program pendidikan non formal Paket B dan Paket C yang diselenggarakan oleh PKBM Budi Utomo memberikan kesempatan kepada siapapun yang ingin sukses meraih hidup yang lebih baik.
Bahkan, lulusan PKBM Budi Utomo, saat ini banyak di terima di beberapa perusahaan kemudian di pemerintahan dan banyak yang melanjutkan ke jenjang pendidikan perguruan tinggi. (Trisno/Aziz/Rbg).