Rembang, Indonesianews.co.id
Potret kemiskinan masih saja mendera sejumlah warga miskin. Padahal Pemerintah Kabupaten Rembang berusaha keras menurunkan angka kemiskinan.
Namun, kenyataannya masih saja ditemui warga yang hidup miskin dan mendiami rumah tak layak huni. Sedangkan Dana Desapun seharusnya bisa untuk membantu membangun Rumah Tidak Layak Huni.
Seperti yang dialami Lasmi (67) seorang warga miskin yang tinggal di Dukuh Kebon
Desa Sendangmulyo Kecamatan Sluke Kabupaten Rembang Jawa Tengah.
Ia tinggal sendirian di Rumah berukuran 3,5 x 5 meter yang terbuat dari kayu kelapa berdinding bambu (gedek-red) dan beralaskan tanah yang memang tidak layak untuk ditempat.
Tak ada kursi maupun peralatan dapur hanya saja terdapat dipan terbuat dari bambu yang dipakainya sebagai kursi dan tempat tidur.
Sudah tiga tahun Ia menempati rumah itu. Rumah yang didirikan di atas tanah milik saudaranya itu reyot dan sudah saatnya direnovasi.
Namun karena kehidupannya yang susah ia hanya pasrah dan tak mampu untuk memperbaikinya. Ia hanya berharap ada ukuran tangan dermawan dan pemerintah.
Niatnya memiliki rumah yang layak huni itu terkabul. Berkat perjuangan Babinsa Desa setempat, Sersan Satu Supi’i yang berusaha menggalang bantuan donatur untuk memperbaiki rumah yang layak huni.
Sersan Satu Sup’iI Babinsa yang bertugas di Koramil 08/ Sluke ini berupaya keras menggalang bantuan kepada para donatur. Bantuan yang diterima tersebut berupa material, maupun dana sebagai biaya membangun rumah warga miskin tersebut.
Dibantu sejumlah Babinsa, perangkat desa dan warga hari ini Minggu (28/01/2023) dilakukan pembongkaran rumah. Kemudian diteruskan dengan pembangunan rumah yang layak huni berukuran 3,5 meter x 7 meter.
Pembangunan rumah layak huni tersebut ditargetkan selesai pembangunannya selama 2 Minggu. Untuk mempercepat pembangunan sejumlah Babinsa dilibatkan setiap hari dengan pergiliran.
Sertu Supi’i mengungkapkan tersentuh hatinya. Setiap Ia mengantar sembako Mbah Lasmi selalu menanyakan kapan rumahnya diperbaiki atau dibangun.
“Kapan greyo kulo niki di dandosi pak,” ungkap Supi’i menirukan pertanyaan Mbah Lasmi.
Karena sering ditanyakan Iapun terketuk hatinya untuk membantu mencarikan jalan memperbaiki rumah Mbah Lasmi.
“Kami bergerak mencari bantuan dengan memberikan informasi kepada teman ataupun kenalan untuk membatu pembangunan rumah tersebut ada yang memberi bantuan meterial dan ada juga dalam bentuk dana,” kata Sertu Supi’i kepada wartawan Indonesianews di lokasi pembangunan, Minggu (28/01/2024).
Niat baiknya berhasil, selama 2 Minggu Ia berusaha menggalang dana dari sejumlah donatur mencari biaya
untuk membangun rumah tidak layak huni milik warga miskin tersebut.
“Ada kepuasan batin bisa membantu masyarakat yang kurang mampu,” ungkapnya.
Ia berharap sisa waktu bertugas sebagai prajurit TNI selama 2 tahun itu, bisa di darma bakti kan untuk membantu masyarakat yang kurang mampu.
Meski bertahap, program pembangunan rumah tidak layak huni ini akan terus dijalankan.
Ia berterima kasih kepada semua donatur yang telah membantu berupa material maupun dana sehingga pembangunan rumah warga miskin bisa terlaksana. (Trisno/Aziz/Sus/Rbg).