Rembang, Indonesianews.co.id
Kolaborasi Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Rembang bermasa Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Rembang menggelar Sarasehan Petani Milenial.
Sarasehan dalam rangka Hari Pres Nasional (HPN) berlangsung di Aula Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan), Kamis (22/2/2024) sebagai ajang diskusi dan motivasi bagi petani milenial di Kabupaten Rembang Jawa Tengah.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut jumlah petani milenial Rembang tercatat sebanyak 71. 395 orang. Dari data tersebut 89 % nya diantaranya sudah menggunakan teknologi pertanian modern.
Salah satu petani milenial asal Gunem, Ahmad Dwi Hariyanto mengatakan, bagi petani milenial kedepannya lebih di dorong lagi terkait penggunaan digitalisasi.
“Jadi, untuk petani milenial sendiri itu ke depannya harus di dorong menghadapi era digitalisasi,” katanya.
Menurutnya, ketika petani itu panen, agar harga stabil panennya itu harus menentukan pasar. Jika panen tidak ada pelonjakan harga.
“Ketika petani itu panen, itu tidak ada pelonjakan harga dan penurunan harga atau stabil,” ucap dia.
Lanjut dia, petani sekarang ini masih menggunakan metode konvensional mengandalkan iklim terus kemudian biaya produksi lebih mahal.
“Ketika masa panen itu, harganya anjlok. jadi input yang di keluarkan sama input yang di terima tidak sebanding seperti itu,” imbuh dia.
Dia berharap, untuk kedepannya anak anak lebih fokus untuk di dunia pertanian. Pasalnya lima atau sepuluh tahun ke depan bisnis pertanian sangat menjanjikan.
“Untuk kedepannya, anak anak muda lebih fokus di dunia pertanian. Karena lima atau sepuluh tahun yang akan datang bisnis pertanian sangat menjanjikan,” harap dia.
Ketua PWI Kabupaten Rembang Musyafa mengatakan Wartawan punya tanggungjawab untuk meningkatkan petani milenial.
“Kalau bukan kita siapa lagi yang akan mempublikasikan,” tandasnya.
Ia mengajak wartawan untuk memberitakan bareng -bareng untuk memicu petani – petani milenial yang lainnya.
Sementara itu, Kepala Dintanpan Rembang Agus Iwan mengatakan produksi pertanian kita dituntut terus meningkat.
Oeh karena itu harus ada komunikasi yang baik dengan petani milenial yang diharapkan seperti apa terus apa yang bisa kita lakukan.
Potensi Panen Padi Februari Hanya 7.980 Ton, Jadi Penyebab Harga Beras Masih Tinggi
Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang mengungkapkan, potensi panen padi di bulan Februari ini belum terlalu tinggi.
Hal itulah yang menjadi faktor utama penyebab harga beras di pasaran belakangan ini terus merangkak naik.
Diprediksi pada bulan Maret mendatang potensi panen padi baru akan mengalami lonjakan.
Kepala Dintanpan Rembang Agus Iwan menyebut, di bulan Januari kemarin lahan pertanian yang panen padi hanya seluas 272 hektare dengan hasil 1.550 ton gabah kering panen (GKP).
Sementara bulan Februari ini, potensi panen padi sedikit bertambah menjadi 7.980 ton GKP.
” Dengan luas lahan panen 1.400 hektare. Padahal kebutuhan beras di Kabupaten Rembang mencapai 5.123 ton per bulan,” kata dia.
Sementara panen padi pada bulan Maret mendatang, lanjut dia, baru akan meningkat signifikan dengan potensi hasil panen 29.583 ton GKP dengan luas lahan panen 5.190 hektare.
“Peningkatan jumlah panen padi itu bakal berlanjut pada bulan selanjutnya dengan potensi hasil panen 67.944 ton GKP dengan luas lahan panen 11.920 hektare,” pungkasnya.(Trisno/Sus/Aziz).