Jakarta, indonesianews.co.id – Kemayoran-Jakpus, Effendy Gunawan yang baru dilantik pada tanggal 19 Januari 2024 yang lalu sebagai Ketua Fungsionaris Banom Otomotif Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI), menyambut baik hadirnya insentif pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) atas impor mobil listrik completely built up (CBU) dan penyerahan mobil listrik completely knocked-down (CKD) untuk tahun anggaran 2024.
Senada dengan itu Sekretaris Jenderal BPP HIPMI Otomotif Hasstriansyah, menilai adopsi kendaraan listrik itu tinggal menunggu waktu saja.
“Artinya, dengan kebijakan yang didorong pemerintah sekarang, seperti pembebasan pajak impor oleh Kementerian Keuangan itu mendorong untuk built-up itu bisa masuk, dengan persyaratan pabrik itu akan dibangun di Indonesia,” katanya ketika ditemui di Indonesia International Motor Show 2024 yang berlangsung di JI-Expo, Kemayoran, Jakarta, Minggu (25/2/2024).
Ia mengatakan, hadirnya insentif pajak ini merupakan sesuatu yang sangat baik. Dengan adanya peraturan ini, produsen mobil listrik dari berbagai merek disebut bisa menurunkan harga.
“Nah, saya rasa ini merupakan berita yang sangat baik ya, sehingga harga-harga kendaraan mobil listrik terutama yang pabrikan besar seperti BYD, VinFast, lalu juga seperti Wuling itu juga berlomba-lomba menurunkan harga,” ujar pria yang akrab disapa Yansah itu.
Menurut Yansah, jika harga mobil listrik bisa turun, akan lebih terjangkau bagi masyarakat.
Kemudian, dengan diharuskannya pabrikan-pabrikan besar membangun pabrik, menurut dia akan membantu mencapai target investasi yang dipasang pemerintah.
“Saya yakin bahwa target Kementerian Perindustrian dan Kementerian Investasi untuk bisa meningkatkan investasi dan pembangunan pabrik kendaraan listrik akan bisa tercapai dan segera akan ada transisi dari penggunaan mobil bensin ke mobil listrik,” tutur Yansah.
Sebagai informasi, dikutip dari Kontan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menerbitkan aturan pemberian insentif pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) atas impor mobil listrik completely built up (CBU) dan penyerahan mobil listrik completely knocked-down (CKD) untuk tahun anggaran 2024.
Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 9 Tahun 2024 yang diteken Sri Mulyani pada 12 Februari 2024.
Pemberian insentif ini bertujuan untuk mendorong kebijakan pemerintah dalam melakukan peralihan dari penggunaan energi fosil ke energi listrik, menarik minat investasi, meningkatkan produksi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai di dalam negeri, serta mendukung program percepatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
Namun, perlu diingat, insentif PPnBM DTP ini tidak diberikan atas seluruh impor mobil listrik CBU dan penyerahan mobil listrik CKD.
Insentif tersebut hanya diberikan atas mobil listrik yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melalui Peraturan Menteri Investasi/Kepala BPKM Nomor 6 Tahun 2023. (Eka)