Rembang, Indonesianews.co.id
Kondisi cuaca di Perairan Dermaga Karanganyar Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang tampak tenang dan bersahabat.
Sebelumnya, ombak besar disertai angin kencang sempat mengamuk di wilayah perairan laut Rembang.
Situasi itu memaksa para nelayan setempat kehilangan penghasilan karena tak berani melaut.
Masyarakat di daerah ini, kerap kali menyebut melaut dengan sebutan “Miyang” yang berarti berangkat melaut.
Pagi itu, Tim Media Indonesianews datang ke Perairan Laut di Dermaga Desa Karanganyar Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang Jawa Tengah. Jum’at 12/07/2024 pagi.
Di Dermaga itu, tampak para nelayan tengah beraktifitas bongkar hasil tangkapan ikan sejumlah kapal yang bersandar di Dermaga itu.
Namun, perhatian kami tertuju kepada Kapal “Mutiara Sejati” Bersama puluhan ABK yang hendak berangkat melaut. Disini pun kami menggali sejumlah informasi seputar nelayan di daerah ini.
Nahkoda Kapal “Mutiara Sejati” Montolib mengatakan biaya perbekalan yang dikeluarkan untuk melaut mencapai Rp.140 juta rupiah persatu kali keberangkatan.
Dia menyebut biaya itu untuk kebutuhan solar, es, konsumsi dan berbagai kebutuhan lainnya selama 15 hari melaut dengan jumlah ABK 30 orang.
Beberapa ABK Kapal “Mutiara Sejati” ini tidak semua berasal dari daerah Karanganyar saja. Ada juga yang berasal dari luar desa.
“Kali ini kami akan berangkat menuju ke arah Timur Laut sejauh 170 mil dari darat. Tujuan diperairan lokalan daerah Masa Lembu,” kata Montolib kepada media di sela – sela hendak berangkat melaut.
Kali ini Montolib berangkat bersama 30 ABK mengais rezeki di perairan daerah Masa Lembu sejauh 170 mil ke arah Timur Laut.
Disinggung soal kemungkinan cuaca buruk Montolib mengatakan kalau cuaca bersahabat yang tidak bersahabat itu harga ikannya yang murah.
“Harga ikannya yang murah hasilnya sangat mepet jika dibandingkan dengan perbekalannya,” ungkapnya.
Dia berharap agar pemerintah segera menaikkan harga ikan sehingga nelayan bisa mendapatkan hasil lebih baik dari saat ini.
(Trisno Aji /Aziz/Rbg).