Rembang, Indonesianews.co.id
Apa yang dilakukan Abdul Kholik patut diacungkan jempol. Kenapa ? petani asal Desa Labuhan kidul ini ternyata enggan menyerah pada alam.
Terbukti meski musim kemarau Dia bisa panen padi dan hasilnya cukup melimpah.
Petani yang mencoba keberuntungan lewat sistem pertanian pengeboran air ini bisa panen tiga kali dalam setahun.
Dari Luasan lahan sawah 4.000 meter itu mampu menghasilkan 3,5 ton gabah basah. Sedangkan jenis padi yang ditanam 32 dengan harga jual gabah basah Rp. 7 ribu/kilogramnya.
Melalui sistem pengairan pengeboran ini Kholik mengaku bisa panen hingga tiga kali pertahun.
“masa tanam hingga panen membutuhkan waktu selama 95 hari dan biaya Rp. 4,5 juta persatu kali tanam,” ungkapnya.
Panen kali ini adalah panen kedua Dia berencana selanjutnya akan menanam jagung di masa tanam yang ke 3.
Menurut Kholik kesulitan yang Ia hadapi saat ini masalah pupuk bersubsidi yang tidak mencukupi sehingga ia harus membeli pupuk non subsidi yang harganya lebih mahal.
“Jatah pupuk bersubsidi itu hanya terima satu kali musim tanam saja, padahal kita tanam selama 3 kali. Untuk mencukupi saya membeli pupuk nonsubsidi,” pungkasnya.
(Trisno Aji/Rbg).