Sleman, indonesianews.co.id – Dalam upaya mendukung pengembangan ekonomi lokal dan pelestarian budaya, mahasiswa KKN Kelompok 104 Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) menjalankan serangkaian program inovatif di Desa Sendari, Sleman, Yogyakarta.
Desa yang telah lama dikenal sebagai pusat kerajinan bambu ini mendapat sentuhan modern melalui program layanan workshop, pemanfaatan teknologi digital, dan pemasaran kreatif yang bertujuan memperluas jangkauan dan potensi kerajinan bambu Sendari.
Dan ada momen yang bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-79, tanggal 17 Agustus 2024, Desa Sendari merayakan peresmian Workshop Kerajinan Bambu. “Acara ini menandai dimulainya sebuah layanan baru yang bertujuan memperkenalkan dan melestarikan seni kerajinan bambu melalui pelatihan langsung. Dihadiri oleh Bupati Sleman, perwakilan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta masyarakat setempat, peresmian ini menjadi simbol penting bagi kebangkitan kerajinan bambu di desa tersebut” terang dosen pembimbing, Widarta, Minggu (18/8/2024).
Widarta menambahkan, workshop ini dirancang untuk memberikan pengalaman langsung kepada peserta dalam mengolah bambu menjadi berbagai produk kerajinan. Tidak hanya berfokus pada teknik dasar, workshop ini juga mengajarkan peserta bagaimana memanfaatkan bambu dalam konstruksi sederhana, seperti pembuatan dekorasi rumah, furnitur mini, dan aksesori. Layanan ini terbuka untuk berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga dewasa, dengan tujuan untuk melestarikan keterampilan tradisional dan menginspirasi kreativitas di bidang kerajinan bambu.
Lebih juah Widarta juga me jelaskan, menyadari pentingnya digitalisasi dalam mempromosikan dan mengembangkan kerajinan bambu, Kelompok 104 juga merancang sebuah website khusus www.workshopbambusendari.com.
“Website ini berfungsi sebagai platform utama untuk memasarkan workshop kerajinan bambu, menyediakan informasi lengkap mengenai jadwal, materi, dan cara pendaftaran. Selain itu, website ini juga menjadi sarana edukasi bagi pengunjung yang ingin mempelajari sejarah kerajinan bambu Sendari dan melihat hasil karya peserta workshop” terangnya.
Selain website, imbuhnya, Kelompok 104 juga memanfaatkan media sosial untuk memperluas jangkauan pemasaran workshop. Dengan akun Instagram @kkn.bambusendari, dan Youtube kkn umby 104, mereka berbagi konten edukatif dan inspiratif, termasuk video tutorial, cerita di balik layar para pengrajin, dan testimoni peserta workshop. Media sosial ini tidak hanya berfungsi sebagai alat promosi, tetapi juga sebagai sarana interaktif untuk berkomunikasi dengan calon peserta dan penggemar kerajinan bambu.
Menurut Widarta, guna lebih menembus pasar yang lebih luas, program pemasaran kreatif yang dijalankan oleh Kelompok 104 melibatkan berbagai strategi, termasuk pembuatan konten visual menarik, pengelolaan kampanye media sosial, dan kolaborasi dengan influencer lokal.
“Semua ini dilakukan untuk menarik perhatian lebih banyak peserta workshop dari luar desa, bahkan luar daerah. Dengan pendekatan pemasaran yang kreatif dan berbasis teknologi, kerajinan bambu Sendari diharapkan dapat menjangkau pasar yang lebih luas, baik di dalam negeri maupun internasional” tandasnya.
Program yang dijalankan oleh KKN Kelompok 104 Universitas Mercu Buana Yogyakarta yang di ketua Sifra Sabathine Cani Saputra yang beranggotakan 12 mahasiswa ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat Desa Sendari.
“Peresmian workshop dan integrasi teknologi digital merupakan langkah maju dalam mempromosikan kerajinan bambu sebagai bagian dari warisan budaya yang bernilai ekonomi tinggi. Kelompok 104 berharap, inisiatif mereka dapat menjadi model bagi kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dalam mengembangkan industri lokal yang berkelanjutan dan relevan dengan perkembangan zaman” ujarnya.