BOGOR, indonesianews.co.id — Guru Besar IPB University Prof. Edi Santosa meminta pemerintah untuk memasifkan program pompanisasi.
Edi menilai program pompanisasi harus dilakukan secara cepat sehingga bisa menjadi solusi atas keluhan petani yang menghadapi kekeringan panjang akibat el nino parah sepanjang sejarah.
Bagaimanapun juga, menurut Edi, air adalah bagian penting dalam melakukan produksi padi.
“Saya kira program pompanisasi ini perlu digaungkan agar lebih masif lagi. Bagi petani, air dan benih adalah komponen utama yang harus tersedia. Jadi apa yang dilakukan pemerintah sudah baik dalam merespon keluhan petani,” ujar Edi, saat dihubungi via telepon, Kamis, 22 Agustus 2024.
Lebih lanjut Edi menyebutkan, ketersediaan pangan harus dijaga bersama agar nantinya Indonesia mampu mewujudkan swasembada hingga menjadi lumbung pangan dunia.
Karena itu, program pompa adalah upaya solutif pemerintah yang terbukti mampu mendongkrak produksi di tengah iklim ekstrim el nino.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sinyal positif akan terjadi kenaikan produksi terus menguat. Bahkan dalam Survei Kerangka Sampel Area (KSA) amatan Juni 2024, proyeksi jumlah produksi beras di Agustus dapat mencapai 2,66 juta ton dan pada September semakin meningkat menjadi 2,96 juta ton. Total produksi Agustus – September tahun ini mencapai 5,62 juta ton, meningkat 11,5 persen bila dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai 5,04 juta ton.
Edi mengatakan, sinyal positif tersebut harus dijaga bersama sebagai kekuatan utama dalam membangun pangan ke depan. Dukungan dari berbagai pihak mutlak diberikan untuk kepentingan bangsa yang kini tengah menghadapi ancaman darurat pangan.
“Optimisme yang saat ini digaungkan pemerintah harus kita jaga agar kondisi pangan aman dan tidak berdampak pada hal lain,” katanya.
Edi menambahkan pompanisasi merupakan kebijakan cerdas yang selama ini ditungu-tunggu dan menjadi harapan petani. Sebagai informasi, total pompanisasi yang sudah termanfaatkan di seluruh Indonesia kurang lebih mencapai 20.559 unit atau seluas 582.528 hektar pompanisasi yang sudah terealisasikan. Angka sebanyak itu kemungkinan akan bertambah seiring permintaan kepala daerah di seluruh Indonesia.
“Ini langkah yang sangat cerdas karena kalau kita mau membuat sawah baru prosesnya sangat lama. Tapi dengan pompanisasi kita bisa melakukan tanam bahkan sampai 3 kali dalam setahun sehingga produksi kita tetap terjaga,” jelasnya.
Diketahui, Kementerian Pertanian (Kementan) saat ini tengah fokus pada peningkatan produksi dua komoditas utama masing-masing beras dan jagung. Selain melaksanakan percepatan pompanisasi, Kementan juga telah menambah alokasi pupuk bersubsidi dari yang sebelumnya 4,5 juta ton menjadi 9,5 juta ton.