Amerika, Indonesianews.co.id
Adalah menarik untuk mengenal selintas empat profil pionir juru dakwah Islam di daratan Amerika Utara pada abad ke-19. Mereka adalah: Yarrow Mamout (1819); Abdul Rahman Ibrahima (1825); Omar ibn Said (1770-1864); dan Mohammed Alexander Russell Webb (1846-1916). Tiga pertama adalah berasal dari benua Afrika dan terakhir, adalah penduduk asli Amerika yang berkulit putih.
Salah satu sumber menyebutkan bahwa Yarrow diculik dan dibawa menyeberangi Atlantik sebagai budak ke Annapolis Amerika Serikat ketika ia berusia 16 tahun dari wilayah yang saat ini disebut Guinea, Afrika Barat pada tahun 1752. Ia seorang Fullani (Fulbe) yang dapat membaca dan menulis dalam bahasa Arab. Yarrow yang dipercaya oleh sejarawan berasal dari keluarga muslim kaya. Ia bekerja pada keluarga Samuel Beall yang memiliki perkebunan di Takoma Park. Empat puluh empat tahun kemudian, pada usia 60 tahun, setelah bertahun-tahun menyimpan uang, pada tahun 1796, Yarrow yang dikenal sebagai sosok positif dan pekerja keras membeli kebebasannya. Tahun-tahun berikutnya, Yarrow bekerja serabutan dan menghasilkan cukup uang untuk membeli 3324 Dent Place NW pada awal 1800-an.
Yarrow yang dikenal sebagai perenang terbaik di sungai Potomac merupakan seorang ahli keuangan dan menjadi pemodal untuk pedagang dan ia juga memiliki saham di Columbia Bank of Georgetown. Yarrow dicatat memiliki ketenangan dan perilaku ceria ia sering terlihat dan terdengar di jalan menyanyikan lagu pujian kepada Allah dan ia mengatakan manusia tidak baik kecuali agamanya berasal dari hati. Pencapaian dan popularitasnya membuat seniman James Alexander Simpson dan Charles Wilson Peale yang diantaranya melukis potret diri presiden pertama Amerika Serikat tertarik untuk melukis potret dirinya. Saat ini potret dirinya berada di antara lukisan Presiden Amerika di National Gallery Amerika Serikat.
Abdul Rahman Ibrahima ibn Sori (1762-1829), adalah seorang pangeran Fula dan Amir (komandan) dari Fouta Djallon wilayah Guinea, Afrika Barat, yang ditangkap dan dijual ke pedagang budak dan diangkut ke Amerika Serikat pada tahun 1788. Setelah ditemukan garis keturunannya, majikan budaknya Thomas Foster, mulai menyebutnya sebagai “Pangeran,” gelar yang digunakan untuk Abdul Rahman hingga hari-hari terakhirnya. Setelah menghabiskan 40 tahun dalam perbudakan, dia dibebaskan pada tahun 1828 dan kembali ke Afrika pada tahun berikutnya, tetapi meninggal di Liberia dalam beberapa bulan setelah kedatangannya. Rahman belajar di madrasah di Djenné dan Timbuktu, berbicara setidaknya empat bahasa Afrika, Bambara, Fula, Mandinka dan Yalunka, selain bahasa Arab. Setelah bebas, ia menikah dan memiliki seorang putra yang pada tahun 1828 bertugas sebagai panglima militer di Timbo.
Omar Ibn Said dari suku Tukolor Fula lahir sekitar tahun 1765 di Futa Toro, Senegal sekarang dan meninggal di Carolina Utara (1864). Said ditangkap di usia awal tiga puluhan dan dijual ke perdagangan budak trans-Atlantik sekitar usia tiga puluh tujuh tahun. Para sarjana memperkirakan bahwa kapal budak yang membawa Said ke Charleston, Carolina Selatan mendarat pada tahun 1807. Tahun berikutnya, Amerika Serikat menghapus perdagangan budak trans-Atlantik sehingga membawa budak baru ke Amerika Serikat adalah ilegal.
Saat diperbudak di Amerika, Said menulis empat belas manuskrip dalam bahasa Arab, salah satunya adalah satu-satunya otobiografi berbahasa Arab yang diketahui ditulis oleh seorang budak Afrika di Amerika Serikat. Dia mencatat detail kehidupan awalnya, pengabdiannya pada Islam, penangkapan dan perbudakannya, dan hubungannya dengan Kristen dalam otobiografinya, Life. Keaksaraan Said dalam bahasa Arab menarik perhatian banyak orang, terutama setelah dia melarikan diri dari pemilik budak yang sangat kejam yang telah membelinya di Carolina Selatan. Setelah kabur, Said kabur dari South Carolina, mendarat di Fayetteville, North Carolina. Di sana sebagai seorang Muslim yang melarikan diri, Said mencari tempat ibadah, sehingga dia menemukan sebuah gereja dan mulai berdoa. Saat ditemukan di gereja, pihak berwenang setempat menahan Said sebagai pelarian. Said menjadi terkenal karena menulis di dinding sel penjaranya dalam bahasa Arab, yang menantang kepercayaan umum orang kulit putih bahwa orang Afrika yang diperbudak buta huruf.
Mohammed Alexander Russell Webb (1846-1916) adalah salah satu mualaf Eropa-Amerika pertama yang masuk Islam. Dia menerima Islam pada tahun 1888 saat menjabat sebagai Konsul AS untuk Filipina.
Kembalinya ke Amerika, ia mendirikan misi Islam di Manhattan dengan masjid, lingkaran persaudaraan, dan ruang baca. Webb adalah bapak pers Islam Amerika Utara dan menerbitkan beberapa buklet dan jurnal, yang paling terkenal di antaranya adalah majalah bulanan bernama The Moslem World. Webb adalah juru bicara resmi Islam di Parlemen Dunia Agama pada tahun 1893. Alexander Russell Webb menganggap dirinya sebagai orang Amerika yang keyakinan Islamnya sebaik dengan warisan nasionalnya.
Keempatnya telah menarik perhatian beberapa peneliti sejarah Islam dan Gerakan tokoh-tokoh Muslim di Amerika, misalnya Sherman Jackson, Edward Curtis, Kambiz GhaneaBassiri, Richard Brent Turner, dll.
Keempat profil mereka dikutip dari beberapa sumber.
M. Saleh Mude