Rembang, Indonesianews.co.id
Kawasan desa wisata dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam lokal dan kreatifitas seni masyarakat di Desa Sendangasri Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang cukup menjanjikan.
Mengusung jargon Dewi Sriwardani (Desa Wisata Sendangasri dan Wanita Berdaya Tani Bersinergi) merupakan kolaborasi antara dua organisasi yaitu desa wisata dan kelompok wanita berdaya tani.
Kedua kelompok organisasi tersebut menciptakan inovasi paket edukasi yang memberikan banyak ilmu dan pengalaman bagi para pengunjung.
Dibawah binaan PLN Nusantara Power UP Rembang menjadikan kedua organisasi tersebut mampu berkembang dan menjadikan wisata edukasi bermanfaat bagi masyarakat.
Sedangkan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati merupakan organisasi yang ada di Desa Sendanasri yang banyak memiliki kegiatan edukasi seperti peternakan kambing, pengelolaan makanan.
Saat ini, Desa Wisata Sendangasri memiliki kekayaan dan keunggulan seni dan budaya yang sangat menarik, segudang seniman yang berkompeten dibidangnya dan berbagai atraksi kesenian yang beranika ragam.
Nuansa desa yang asri dan sejuk hasil kerajinan yang memanfaatkan bahan baku lokal yang luar biasa, sanggar budaya yang digunakan untuk mengasah kretifitas seni dan tak kalah memukaunya hasil kerajinan batik tulis Lasem dari para pengrajin batik dari Desa Sendangasri
Bahkan, pengelola Desa Wisata bersama KWT saat ini bekerjasama megelola wisata edukasi.
dalam bentuk paket kunjungan. Disini pegunjung dapat menikmati berbagai sport – sport menarik langsung ke lokasi.
diantaranya; sport Batik, Karawitan, Pelatihan Tari, Pewayangan, Kerajinan tali dan bambu, Pelatihan olahan pangan, Peternakan, P2L dan Pelatihan FABA.
Dalam rangkaian kunjungan ke lokasi Desa Wisata Sendangasri, Meneger Keuangan dan Administrasi PLN Nusantara Power UP Rembang Mahendra Ristanto Kurniawan mengatakan pendampingan yang kita laksanakan dari PLN Nusantara Power UP Rembang kepada dua kelompok,
Kelompok Desa Wisata dan kelompok Wanita Tani. Pendampingan yang sudah kita laksanakan saat ini pemberdayaan, pelatihan – pelatihan tentang bagaimana membuat olahan pangan, kemudian cara memasarkannya.
Kemudian dikelompok Desa wisatanya kita juga memberikan pelatihan – pelatihan bagaimana bisa mempublikasikan, mempromosikan apa yang menjadi potensi Desa Wisata di Desa Sendangasri agar bisa dikenal masyarakat luas.
“Jadi semakin dikenal banyak orang, harapannya akan banyak wisatawan yang berkunjung ke Desa Sendangasri,” jelas Mahendra kepada awak media. Jum’at (11/8/2023).
Warga disini dari dua kelompok tersebut yang akhirnya kita jadikan satu kita integrasikan sinergikan sangat luar biasa karena disini banyak potensi. “Kemudian kelompok juga sangat antusuias untuk manyambut program – program yang kami jalankan,” tandasnya.
Bupati Rembang H. Abdul Hafidz melalui Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Rembang Mutaqin mengatakan pihaknya menjalin sinergitas dengan stacholder yang lain diantaranya PLTU. “Kami kerjasama dan punya Mou untuk mengembangkan Desa Wisata bahkan di Desa Sendangasri merupakan salah satu contoh yang dikembangkan untuk mensinergikan antara pengelola Desa Wisata dengan Kelompok Wanita Tani,” kata Mutaqin kepada awak media.
Ia menjelaskan unggulan Desa wisata di Desa Sendangasri ini fokus untuk mengembangkan seni baik seni tari, seni pedalangan bahkan yang terakhir membentuk kelompok ketoprak sekaligus wayang orang akan kita kembangkan.
Di samping itu juga, dari kelompok – kelompok tani yang sudah ada ini sinergis untuk kerjasama antara pengelola Desa Wisata membuat wisata edukasi dalam bentuk paket.
“jadi ketika kita masuk di kawasan Desa Wisata marupakan satu paket yang menawarkan sport seni, sport kerajinan, sport kuliner, sport bagaimana olahan – olahan dari kelompok wanita tani itu. ini merupakan salah satu contoh saja,” jelasnya.
Sementara itu, usai peresmian
senior maneger PLN Nusantara Power UP Rembang mengatakan
Desa Sendangasri ini bagian dari kegiatan CSR PLN Nusantara Power Pembangkitan Rembang karena masih bagian PLTU Rembang sehingga memberikan pemberdayaan bagi masyarakat berupa CSR di Desa Sendangsari yang temanya Dewi Sri Wardani.
Ada dua program yang kita lakukan desa wisata tentunya banyak kegiatan seni seperti seni tari. Sedangkan di kelompok KWT pemanfaatan kandang komunal dengan pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk, juga pemanfaatan limbah FABA sebagai bahan kerajinan asbak dan gerabah.
“Tentunya ini sebagai pemberdayaan bagi masyarakat yang mungkin juga manambah pendapatan.
Karena dalam kegiatan CSR ini kami menilainya bagaimana supaya kegiatan CSR ini bisa memberikan nilai tambah bagi masyarakat,” tandasnya. (Trisno Aji/ Rbg).