Rembang, Indonesianews.co.id
Nasib kurang beruntung dialami Khayani, warga miskin katagori ekstrem Desa Terjan Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang Jawa Tengah.
Khayani dalam hidupnya betul – betul warga miskin ekstrem yang ada di desa setempat. Dalam kesehariannya, dia tidak memiliki pekerjaan tetap dan jauh dari kata cukup.
Dirinya bukan seseorang pemalas, justru seorang pekerja keras. Namun nasib yang dialaminya memang kurang beruntung dan benar – benar dalam keadaan kurang mampu.
Dalam pekerjaannya, Khayani seorang buruh serabutan dan tidak memiliki tanah sawah maupun tanah ladang. Yang ia miliki hanya tanah dan rumah reyot dari kayu dan bambu.
Rumah yang mereka tempati bersama istri dan dua anaknya sudah tidak layak huni. Ironisnya, kondisi rumah tersebut saat ini tampak reyot, termakan usia.
Untuk makan saja terkadang dibilang jauh dari cukup alias kurang. Betapa tidak, hasil kerja buruh harian tak mampu untuk mencukupi kebutuhan hidup kesehariannya.
Dirinya, sebagai kuli buruh harian lepas, terkadang bekerja terkadang menganggur. Untuk biaya beli beras atau jajan anak sekolah dan kebutuhan dapurpun dibilang sangat kurang.
Dia mengisahkan dalam kehidupan dalam keadaan sangat sulit. Jika tidak mampu beli beras, makan singkong dia mengaku sudah bersyukur untuk mengganjal perut.
” Terus terang untuk membangun rumah, saya tidak mampu. Untuk makan saja terasa sangat sulit di saat sulitnya cari pekerjaan selama ini,” keluh Khayani dengan mata berkaca – kaca.
Dia sangat berharap ada kepedulian pemerintah untuk memperjuangkan kartu PKH agar dapat bantuan sosial seperti tetangga yang terbilang sudah layak hidupnya, namun ada saja yang masih mendapatkan PKH.
“Saya berharap kepada pemerintah bisa perjuangkan PKH seperti tetangga yg rumahnya sudah bagus mereka dapat PKH. Sedangkan saya tidak mendapatkannya,” ucap Khayani dengan terlihat sedih.
Tak hanya itu saja yang dia harapkan dari pemerintah. Rumah Tidak Layak Huni dia sangat berharap dari pemerintah Pusat, pemerintah Propinsi maupun pemerintah Kabupaten Rembang.
“Semoga ada bantuan dan perhatian pemerintah buat keluarga saya. Agar bisa mendapatkan bantuan bedah Rumah, agar bisa membantu beban hidup saya dan keluarga bisa menempati rumah layak huni,” pinta dia.
Perlu di ketahui bahwa rumah Khayani menang sangat tidak layak huni jika di banding dengan rumah warga sekitarnya tergolong sudah modern dan bagus Sedang rumah dia terbuat dari dinding kayu dan sesek anyaman dari bambu.
“Semoga ada yang peduli dan bisa membantu beban hidup saya ini. Ada bantuan bedah rumah dari pemerintah maupun pihak swasta,” harap dia.
Sementara itu, tokoh masyarakat sekaligus tokoh agama Desa Terjan Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang, Kiai Mahfudh Habib mengatakan, bahwa benar Khayani merupakan warga desa tergolong miskin ekstrem.
“Orang dalam keadaan miskin ekstrem seperti Khayani itu harusnya mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Rumahnya saja memang sangat tidak layak huni,” kata Mahfudh.
Sebagai tokoh agama dan tokoh masyarakat, Mahfudh berharap kementrian sosial segera turun ke desa untuk mengecek dan memperjuangkan hak warga kurang mampu.
“Dinas sosial dimohon mencarikan solusi dengan segera. Baik memperjuangkan kartu PKH atau membantu Rumah Tidak Layak Huni agar menjadi rumah layak huni,” pinta kiai dan tokoh agama itu.
Menurut kiai Mahfudh selain bantuan dari pemerintah, bantuan dari BUMN seperti Corporate Social Responsibility ( CSR) perbankan, Pabrik, CSR BUMD diminta juga turut aktiv untuk membantunya.
“Selain dari pihak CSR Bank BUMN maupun BUMD yang ada di Rembang dan Jawa Tengah, peran uluran tangan dari pihak swasta juga sangatlah penting,” tandasnya.
Mahfudh Habib dalam hal ini, sangat berharap pemerintah bisa segera membantunya program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) buat warga miskin ekstrem yang bernama Khayani.
“Kami sangat berharap kepada pemangku kebijakan pengelola dana CSR BUMN, seperti PT Semen Indonesia bisa peduli warga Rembang yang miskin ekstrem seperti Khayani,” tegas Mahfudh.
(Trisno/ Sus/Aziz).