Rembang, Indonesia news.co.id
Seorang kakek tewas di Kamar Rumah tempat “sewa” di Dukuh Kowang Desa Pandangankulon Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang Jawa Tengah, Selasa (26- 03- 2024) malam.
Di ketahui, kakek tersebut tewas diduga mengkonsumsi salah satu obat kuat sebelum melakukan esek – esek atau kencan dan diduga bertemu perempuan di kamar milik inisial Mbah “SWI”(90).
Menurut keterangan salah satu tetangga yang enggan di sebut namanya, bahwa Rumah yang di tempati ngamar di Dukuh Kowang RT 08 RW 04 Desa Pandangankulon tersebut, sekitar pukul 8.00 WIB, korban datang di lokasi.
Mbah “SWI” pemilik rumah usianya sudah tua sekitar usia 90 tahun, dalam keadaan sudah pikun. Bahkan, Mbah “SWI” kerap kali di bohongi seseorang yang datang ngamar di tempat karena usia tua dan pikun.
“Kasihan Mbah “SWI” sudah sepuh. Pernah saya mendengar terkadang, sewa kamarnya di kasih hanya cuma Rp. 2.000 yang di qkira uang RP 50.000 karena sudah tua dan pikun,” katanya.
Lanjut dia, sampai pada petang hari Selasa malam Rabu sekitar pukul 18.00 WIB setelah waktu berbuka puasa dan saatnya waktu sholat Magrib, korban tak kunjung keluar kamar milik Mbah “SWI”.
Betapa kagetnya, setelah pintu kamar di buka, ternyata ada sosok laki- laki tua sudah tewas telanjang bawah tanpa celana dan hanya memakai kaos saja di badannya dalam posisi tengkurap diatas kasur.
Setelah diketahui tewas tengkurap di kamar sewa di tempat kejadian perkara (TKP), pihak keluarga pemilik rumah kecil dengan dinding semacam teriplek dan sesek gedek bambu itu segera menghubungi Kades Pandangankulon.
Wartawan indonesianews.co.id berusaha mengkonfirmasi ke pihak kepala desa di kantor Balai Desa Pandangankulon, namun menurut salah satu perangkat desa mengatakan bahwa Kades posisi ada kegiatan di kantor Kecamatan Kragan.
Slamet Santosa salah satu perangkat desa Pandangankulon mengatakan bahwa kepala desa posisi ada agenda tugas di kantor kecamatan Kragan. Dan saat di tanya apa benar ada warga desa lain yang meninggal di kamar tempat sewa yang ada di dukuh Kowang, Slamet membenarkannya.
“Betul, sekitar waktu habis berbuka puasa sekitar pukul 18.00 WIB, di kamar milik Mbah “SWI” yang ada di dukuh Kowang ada, di temukan salah satu kakek warga desa lain telah meninggal diatas kasur bersepray bergambar harimau,” ungkap Slamet.
Slamet menambahkan bahwa begitu ada laporan salah satu warga sekitar kepada kades, Saat itu juga Kades Ahmad Muhtarom dan saya langsung mendatangi rumah Mbah “SWI” dan menunggu pihah kepolisian dan dokter Puskesmas datang membawa mobil Jenazah.
Dari kasus ini, yang menjadikan pertanyaan sejumlah warga siapa perempuan yang di diajak ngamar di tempat tersebut. Bahkan tetangga yang ada di sekitar lokasi pun tidak mengetahui. Apalagi yang memilki rumah itupun sudah tua sekitar 90 tahun dan sudah pikun.
Kades Pandangankulon, Ahmad Muhtarom saat di hubungi terkait kejadian meninggalnya salah satu warga desa lain inisial “SD” di kamar rumah Mbah “SWI” dia membenarkan adanya kejadian tersebut.
“Memang benar, setelah mendapatkan laporan dari warga, bahwa ada kejadian tersebut saya bersama perangkat desa, mas Slamet datang ke lokosi,'” kata Muhtarom.
Saat di tanya sudah berapa lama rumah milik Mbah “SWI” kamarnya sering di sewakan untuk ngamar? Kades Ahmad Muhtarom dengan jujur mengaku dan menjawab tidak tahu. Tahunya justru setelah ada kejadian.
Sementara itu, Kapolsek Kragan AKP I.D. Wijaya SH, saat di konfirmasi wartawan via telpon, mengatakan bahwa benar pada hari Selasa sekira pukul 18.00 WIB di temukan ada warga meninggal dukuh Kowang desa Pandangankulon.
“Iya memang benar bahwa ada warga inisial “SD” meninggal di kamar milik inisial “SWI”dalam keadaan tengkurap di atas kasur,” kata Kapolsek Kragan.
Lanjut dia, dari hasil pemeriksaan dokter Puskesmas 2 Plawangan Kragan, di tubuh korban meninggal tidak di temukan tanda – tanda adanya kekerasan. Pihak polisipun sudah memeriksa sekitar kamar, juga tidak di temukan bungkus obat kuat,” ungkap dia.
“Asumsi warga sekitar, Koban meninggal mengkonsumsi obat kuat. Namun setelah dilakukan pemeriksaan di sekitar TKP, tidak di temukan bungkus obat kuat, itu hanya asumsi saja. Dan yang pasti di tubuhnya tidak di temukan tanda tanda kekerasan,” kata dia.
Tak hanya itu saja, menurut Kapolsek Kragan, dari pihak keluarga korban meninggal berkeberatan dan menolak untuk di lakukan autopsi. Sehingga paginya korban meninggal di makamkan pihak keluarga di pemakaman umum desa setempat.
“Dengan tegas pihak keluarga yang meninggal keberatan untuk di lakukan autopsi, sehingga paginya jenazah langsung di makamkan di tempat pemakaman umum desa setempat,” katanya.
(Trisno/Susilo/Aziz)