Rembang, Indonesianews.co.id
Puluhan santri diminta mengaji. Namun bukan dengan kitab kuning. Melainkan mengaji dengan cara meracik kopi sekaligus mengenal alat-alat meracik kopi modern.
Sudah empat hari mereka “mondok” di gedung hemat, Rembang. 29 Santri itu dididik untuk mengembangkan usaha mikro.
Para pria berpeci itu berhadapan dengan alat-alat yang biasa nangkring di coffee shop. Dan dilatih oleh sejumlah barista dari kedai-kedai kopi yang ada di Kota Garam.
Sebelumnya, mereka mengaji tentang materi wirausaha dan manajemen. Hari ini, merupakan hari terakhir. Materinya mengolah kopi secara tradisional.
Kepala Bidang (Kabid) Koperasi Dinas perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Rembang Ida Hayu menyampaikan, untuk sementara segmentasi pelatihan memang baru di fokuskan pada pengolahan kopi.
Melihat masyarakat yang memiliki atensi terhadap kopi.
Menurutnya belakangan populasi coffee shop semakin menjamur. Oleh karena itu, para santri di siapkan agar kelak setelah keluar dari pesantren bis memiliki shop skill mengolah kopi. Yang bisa di aplikasikan.
“Santri ok ni bisa jadi wirausahawan baru, setelah lulus pondok nanti bisa membuka lapangan kerja baru,” katanya.
Wakil Bupati Rembang Mochammad Hanies Cholil Barro’ juga memberikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat. Dengan kegiatan semacam ini, kata Gus Hanies, pengetahuan para santri tentang dunia kopi semakin bertambah. Serta soft skill mereka lebih terasah.
Lebih dari itu, ia berharap bakal tersebut nanti bakal di aplikasikan antri di dunia kerja. “Ini sejalan dengan program pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran,'” ujarnya. (Sutrisno)