Rembang, Indonesianews.co.id
Puncak pasang masih mengintai pesisir Pantai Utara (Pantura). Terutama di Rembang. Sudah muncul warning di pesisir Kecamatan Kaliori hingga Sarang. Puncak gelombang pasang diprediksi bisa setinggi 2,5 meter.
Kepala Pelaksana Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang Sri Jarwanti kemarin mengatakan, Mei dan Juni memang merupakan puncak gelombang pasang. Dikarenakan secara astronomi posisi bulan dekat dengan bumi, sehingga gravitasi bulan akan semakin besar. Yang berakibat air pasang lebih tinggi.
Saat ini, tinggi gelombang di Pantura berkisar 1,25 sampai 2 meter. ”Sebelumnya, pada 24 Mei ombak pernah setinggi 1,9 meter. Pada 25 Mei turun menjadi 1,74 meter. Kemudian 26 dan 27 Mei dipredikasi ada peningkatan gelombang jadi 1,25 sampai 2,5 meter,” ujarnya.
Dengan begitu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengelurkan peringatan dini. Agar masyarakat yang bermukim di sekitar pantai waspada. Personel BPBD juga stanby memantau perkembangan gelombang pasang.
Sementara itu, Dinas Kelautan dan Perikanan (Dinlutkan) Rembang menaksir kerugian akibat gelombang pasang ini, di antaranya tambak bandeng Rp 2,065 miliar, udang Rp 2, 250 miliar, dan ladang garam Rp 1 miliar. Yang terdampak di Desa Tunggulsari, Kaliori, mencapau 20 hektare tambak; Desa Tambakgaung, Kaliori, ada 10 hektar tambak; Desa Dresi Kulon, ada 40 hektare tambak; dan Desa Tasikaharjo, Kaliori, ada 50 hektare tambak.
Di Lasem, kerugian tambak terjadi di Desa Gedungmulyo berdampak pada 20 hektare tambak dan Desa Dasun ada 10 hektare. Selain itu, tambak di Desa Kalipang, Sluke, ada 15 hektar, di Kecamatan Sarang ada 15 hektare, serta di Desa Karangmangu 5 hektar dan Tireman, Rembang Kota, ada 10 hektare. (AhmdT/Trisno).