Jakarta, Indonesianews.co.id
Business Matching (BM) tahap I, II dan III menjadi upaya pemerintah meningkatkan pembelian produk dalam negeri. Di antaranya adalah alat kesehatan (alkes), yang diharapkan tidak lagi tergantung dari barang impor.
Perwakilan Rantai Pasok Sektor Kesehatan dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), Asep Adipurna, menegaskan, yang dibutuhkan dalam rantai pasok, utamanya adalah membeli dulu produk lokal.
“Saya pikir BM I, II dan III momentum yang ingin kami gunakan. Itu sudah pas. Tolong beri dukungan bahwa user pengguna mau membeli dulu produk dalam negeri,” kata Asep pada acara Business Matching Tahap III dengan tema “Peran Rantai Pasok dalam Negeri untuk Mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Senin (30/5/2022).
Menurut dia, dukungan Pemerintah dengan membeli Alkes dalam negeri di tingkat nasional dan daerah, bisa menjadi tahap awal untuk meningkatkan kualitas produk lokal.
Ia mengakui jika kualitas produk alkes lokal yang baru dibuat, pastinya akan berbeda dengan produk impor yang sudah punya pengalaman.
“Jaminan pembelian barang produk dalam negeri belum selesai. Itu hanya baru tahap awal. Kami akui produk yang baru kami buat dibandingkan produk impor yang sudah punya pengalaman memproduksi sesuatu. Mereka sudah memulai lebih dulu dan tingkatnya lebih dulu pasti punya kualitas yang lebih baik,” terang dia.
Namun demikian, dengan membeli produk lokal itu sudah memberikan kesempatan produsen dan UMK lokal bisa melakukan riset development pengembangan produknya.
Setelah dibeli, jelas dia, tentu akan dilakukan evaluasi dan riset development. Dengan begitu, produsen mempunyai kesempatan untuk bisa meningkatkan kualitas produknya berstandar internasional.
Menurut dia, para pelaku UKM pun mempunyai semangat yang tinggi agar produknya bisa berstandar internasional.
Secara perusahaan, kata Asep, pihaknya mendukung sektor alat kesehatan khususnya dalam keamanan (safety) sarana dan prasarana terkait proses kalibrasi alat kesehatan. Untuk kesehatan pasien, terang Asep, setiap tahun alat kesehatan tersebut harus dilakukan kalibrasi dan maintenance. Alat- alat tersebut masih berasal dari Amerika, Kanada, Inggris dan Tiongkok.
Namun pada 2021, perusahaan lokal sudah bisa membuat alat kesehatan untuk level di Puskesmas.
Secara analogi, jelas dia, sebagai perusahaan tentu bisa dijadikan contoh perusahaan lokal yang sedang bertranformasi dari UKM importir, menjadi ingin memproduksi sendiri di dalam negeri. (Jhon/US)