Jakarta, Indonesianews.co.id
Literasi digital penting untuk terus dikembangkan oleh Pemerintah melalui berbagai kegiatan guna membangun budaya digital yang baik bagi masyarakat sehingga mampu menghadapi pesatnya perkembangan teknologi digital serta mengurangi dampak negatifnya.
Data statistik menyebutkan jumlah handphone aktif yang digunakan di Indonesia mencapai 370 juta buah, jauh diatas jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 277 juta orang tersebut. Adapun pengguna internet tercatat 204 juta orang dan pengguna media sosial menembus angka 191 juta orang.
Dengan demikian, internet harus dapat digunakan untuk tujuan positif antara lain untuk sata memperoleh dan memperluas informasi secara cepat dan up to date (terbaru), memperkaya keterampilan, efisiensi waktu, memperluas jaringan, sarana belajar yang lebih efisien dan cepat, alat menghemat biaya,lebih ramah lingkungan dan mendukung kemampuan membuat keputusan yang lebih baik.
Demikan disampaikan Teguh Yuwono, Akademisi, Praktisi Komunikasi dan Motivator dalam Webinar Ngobrol Bareng Legislator dengan Tema Era Digitalisasi dan Tantangan Masa Depan, Kamis, 9 Juni 2022.
Selain Teguh, hadir sebagai pembicara adalah Dirjen Aptika Kemkominfo Semuel A. Pangerapan, Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDIP Mayjen TNI (Mar) Pur. Sturman Panjaitan dan Kepala SMA Muhammadiyah I Batam Slamet Munawar, M.Pd.
“Literasi digital adalah kemampuan untuk memahami informasi dari komputer. Contoh literasi digital adalah, pembelajaran dan kemampuan untuk berpikir inovatif memakai teknologi. Literasi digital merupakan pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni dalam memanfaatkan internet yang baik,” kata Teguh.
Dia menjelaskan melalui dunia maya, manusia bisa menciptakan peluang dan memanfaatkan peluang yang ada. Melalui dunia maya, pengguna bisa memposting profesinya sehingga bagi yang membutuhkan kita, dapat menemukannya. “Itulah dunia masa depan,” ujarnya.
Pada Webinar tersebut, Kepala SMA Muhammadiyah I Batam Slamet Munawar, M.Pd mengatakan keterampilan digital menjadi kemampuan krusial yang dibutuhkan semua generasi, terutama guru dan siswa untuk secara efektif dan kritis menavigasi, mengevaluasi dan membuat informasi dengan menggunakan berbagai teknologi digital.
Keahlian di era digital ini meliputi kemampuan Bahasa Inggris, menulis artikel, memahami SEO, memahami bahasa pemrograman (Coding), kemampuan edit gambar dan video.
“Dalam bahasa digital memiliki karakteristik berupa komunikasi global yang melintasi batas-batas geografis dan batas-batas budaya Sehingga bisa dipastikan bahwa setiap batas geografis dan budaya juga memiliki batasan etika yang berbeda. Maka etika dan budaya dunia digital harus tetap kita jaga,” katanya.
Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDIP Mayjen TNI (Mar) Pur Sturman Panjaitan mengatakan era digitalisasi tidak bisa dipungkiri dan ini merupakan suatu keniscayaan. Ke depan, digitalisasi akan makin masif dan makin dibutuhkan oleh seluruh manusia. “Kemajuan dunia digital harus bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk hal-hal yang produktif,” katanya.
Indonesia sebagai negara kepulauan sangat membutuhkan akses digital yang baik. Dia mencontohkan Provinsi Kepulauan Riau yang terdiri dari 200 pulau lebih dengan hanya 4 persen wilayah daratnya. “Betapa teknologi komunikasi sangat dibutuhkan untuk berkomunikasi di daerah kepulauan seperti Kepulauan Riau,” katanya.