Jakarta, Indonesianews.co.id
Masyarakat perlu membuka mata bahwa produk UMKM sangat memungkinkan untuk dipromosikan melalui internet. Selain membuat tampilan produk yang menarik, juga membuat diferensiasi produk sehingga produk-produk yang dipasarkan, tidak hanya sesaat digemari pasar.
Hal itu dikatakan Wakil Ketua Komisi I DPR RI Utut Adianto Dalam Webinar Ngobrol Bareng Legislator yang diselenggarakan pada Rabu, 6 Juli 2022 dengan tema Strategi Produk UMKM Indonesia melalui Internet.
Selain Utut Adianto, hadir sebagai pembicaraa adalah Dirjen Aptika Kemkominfo Semuel Abrijani Pengerapan BSc, Dosen Design Komunikasi Visual Universitas Binus DR Arsa Widitiarsa Utoyo, MSn dan Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, SE, B.Econ, MM.
Utut menjelaskan internet merupakan salah satu tempat untuk mempromosikan berbagai jenis produk, termasuk produk UMKM Indonesia. “Pertanyaannya adalah bagaimana masyarakat tradisional berhubungan dengan internet? Ini menjadi tugas anak muda Indonesia yang paham internet untuk menjadi penghubungnya,” katanya.
Sementara itu, Dosen Design Komunikasi Visual Universitas Binus DR Arsa Widitiarsa Utoyo, MSn mengungkapkan data jumlah usaha mikro yang mencapai 63,65 juta unit dengan omset mencapai Rp300 juta per tahun. Sedangkan usaha kecil mencapai 783.132 dengan omset tidak melebihi Rp2,5 miliar per tahun dan usaha menengah sebanyak 60.702 dengan omset tidak lebih dari Rp50 miliar per tahun.
Arsa menjelaskan pentingnya mengetahui target pasar dari produk yang akan dipasarkan melalui media digital. Caranya dengan melakukan analisa produk/layanan anda sendiri dan tulis kelebihan produk anda.
Kemudian analisis siapa saja yang mungkin akan diuntungkan oleh produk anda (market research), buat target riset→ followers, buat format yang mudah→ Polling di Instagram Story, buat pertanyaan sesederhana mungkin→ hindari jawaban“Ya” atau“Tidak”, buat pertanyaan berseri, mintalah saran → via DM Instagram Story dan sebelum meluncurkan survei, tester lebih dahulu.
Sementara itu, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, SE, B.Econ, MM memperkenalkan platform digital Tuka Tuku yang dikembangkan pemda setempat dan merupakan platform yang digagas Pemda Purbalingga untuk membantu pemasaran produk UMKM.
Tuka-tuku secara etimologi (asal-usul kata) dalam Bahasa Banyumasan berasal dari kata Tuku, artinya membeli. Tuku merupakan kata aktif. Tuka-tuku berarti sering/aktif membeli atau bisa diartikan membeli berulang-ulang.
Pemakaian kata ‘Tuka-Tuku’ mempunyai makna dan harapan agar produk UMKM Purbalingga bisa sering dibeli atau dibeli berulang-ulang (repeat order). Dalam dunia bisnis, repeat order merupakan penanda bahwa produk UMKM laku dan pelanggan puas sehingga membeli kembali.
Bupati Dyah menjelaskan sebagai akselerasi, Tuka-Tuku menggandeng PT Bukalapak, salah satu perusahaan e- commerce terkemuka di Indonesia. Programnya bernama “Tuka Tuku Produk UMKM Purbalingga x Bukalapak”
Tuka Tuku akan mendorong dan memfasilitasi para pelaku UMKM untuk memperluas pemasaran, terutama pasar on line. “Selain memasarkan produknya melalui offline produk Tuka-Tuku sudah onboarding di beberapa marketplace seperti, Bukalapak, Tokopedia, dan Grab,” kata Bupati.