San Diego, Indonesianews.co.id
Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate, bertandang ke kantor Qualcomm di San Diego, California, Amerika Serikat, pada Rabu (27/07) waktu setempat atau Kamis (28/7/2022) WIB.
Menkominfo dalam kunjungan tersebut menjajaki penerapan teknologi Qualcomm untuk smart new capital city di Ibu Kota Negara baru khususnya maupun Indonesia umumnya.
Menteri Johnny diterima Senior Vice President Goverment Affairs Global Qualcomm, Nate Tibbits,. Selain mendengar paparan tentang teknologi yang dikembangkankan Qualcomm, Menkominfo juga menyaksikan demonstrasi penerapan teknologi Qualcomm tersebut.
“Presiden sudah memberikan arahan agar kita membangun Ibu Kota Negara baru yang mengusung konsep kota modern, kota cerdas atau smart city dan ramah lingkungan,” papar Menteri Johnny seusai pertemuan.
Presiden Jokowi menekankan nantinya IKN baru bukan sekadar kota yang berisi kantor-kantor pemerintahan, melainkan kota baru dengan konsep new smart metropolis. Presiden berharap new smart metropolis mampu menjadi magnet, menjadi global talent magnet, menjadi pusat inovasi. Dengan begitu IKN akan menjadi kota baru yang kompetitif di tingkat global.
Qualcomm mengembangkan dua teknologi, yakni fixed wireless access (FWA) dan frequency Milimeter Wave yang dapat diterapkan, baik di daerah padat penduduk maupun terpencil (remote). Frequency milimeter wave merupakan frekuensi tertinggi untuk teknologi 5G dan Qualcomm menawarkan frekuensi sebesar 26GHz, 28GHz, dan 60GHz.
Qualcomm telah menerapkan teknologi 5G di Moto GP Mandalika bekerjasama dengan Telkom. Terbuka kemungkinan perusahaan itu bekerja sama kembali dengan perusahaan telekomunikasi Indonesia untuk menerapkan 5G pada Presidensi G20 Indonesia di Bali, November 2022. Teknologi Qualcomm berupa smart education pernah diterapkan di Indonesia semasa pandemi covid-19.
Menteri Johnny mengatakan tantangan terbesar penerapan teknologi fixed wireless acces dan milimeter wave ialah infrastruktur. “Fokus pemerintah saat ini ialah menyelesaikan pembangunan 4G sebagai tulang punggung (backbone) telekomunikasi Indonesia dan pada saat bersamaan memperkenalkan teknologi 5G kepada masyarakat,” kata Menkominfo.
Adopsi teknologi untuk kota cerdas jelas membutuhkan investasi besar, dukungan regulasi yang sesuai perkembangan teknologi, serta mengusung standar tingkat komponen dalam Negeri (TKDN).
Pemerintah melalui Kemkominfo akan menggunakan skema blended financing, yakni pembiayaan investasinya bersumber dari pemerintah dan sektor swasta perusahaan-perusahaan telekomunikasi dan aplikasi. Meski harus berinvestasi besar, Return on Investment (ROI) pembiayaan pembangunan proyek 5G ini jauh lebih cepat dibandingkan teknologi lain.
“Secara rata-rata, return of invesment-nya 4,8 tahun,” kata Menkominfo.
Pengembangan teknologi digital sesungguhnya mendorong perkembangan ekonomi digital hingga miliaran dollar. Menkominfo mencontohkan teknologi digital akan menciptakan lapangan kerja.
“Sampai tahun 2030 diprediksi tidak kurang dari 4,4 juta lapangan kerja bisa dihasilkan dari adopsi teknologi digital,” pungkas Menteri Johnny. (*)